Mohon tunggu...
Joko Marwanto
Joko Marwanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Selo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Best Practice PPL 1 Bimbingan dan Konseling PPG dalam Jabatan Kategori 1 Gelombang 2 Tahun 2022

21 Januari 2023   22:41 Diperbarui: 21 Januari 2023   22:52 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK  KELAS X ULW

SMK NEGERI 1 SELO DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) 

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Tujuan: Melalui layanan bimbingan klasikal metode Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar" peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas.

Joko Marwanto

Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Gelombang 2 Tahun 2022.

LPTK Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Motivasi Belajar adalah dorongan atau keinginan yang kuat untuk belajar pada diri peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah biasanya dipengarui oleh faktor-faktor yang ada pada luar dirinya. Analisis Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) menunjukkan bahwa 73,3% (22 dari 30) peserta didik kelas X ULW memiliki motivasi belajar rendah. Namun semua tergantung dari faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri dengan baik. 

Memelihara perilaku motivasi pada diri peserta didik agar belajarnya tetap semangat harus dilakukan secara optimal yang diikuti dengan antusias baik dari peserta didik itu sendiri. Namun pada kenyataannya masih ada beberapa peserta didik yang mempunyai masalah motivasi belajar rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor dari luar diri peserta didik antara lain:

1. Peserta didik tidak tertarik dengan materi yang disampaikan guru.

2. Metode pembelajaran guru masih dengan cara konfensional.

3. Peserta didik sudah merasa lelah karena setelah pulang sekolah harus membantu bekerja orang tuanya.

4. Terlalu banyak tuntutan dari orang tua namun tidak ada perhatian dalam belajarnya.

Kondisi ini yang melatarbelakangi masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik dan tentu mengakibatkan terganggunya semangat dan motivasi belajar di kelas.

Oleh karena itu saya sebagai guru bimbingan dan konseling harus melakukan tindakan berupa layanan bimbingan klasikal kepada peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah. Dari uraian diatas maka dibuat sebuah rencana pemberian layanan bimbingan klasikal dengan teknik Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar".

Setelah melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik maka masalah ini sangat penting untuk diberikan layanan sebagai pemahaman dan pengembangan dalam mencapai tujuan layanan yaitu agar peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Layanan bimbingan klasikal teknik Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar" sangat tepat diberikan kepada peserta didik karena berbagai pertimbangan antara lain:

1. Menurut Hartata (2019) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Pembelajaran dengan mengunakan metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

2. Hasil peneltian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2019) menunjukkan bahwa Penerapan  metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan analisis dan wawancara dengan rekan sejawat maka guru bimbingan dan konseling dalam masalah ini dapat berperan dan bertanggungjawab antara lain:

1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah.

2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dalam pemberian layanan ini, guru bimbingan dan konseling memberikan bimbingan klasikal berupa pemberian informasi yang dituangkan ke dalam slide power point dan melakukan pemutaran video masalah agar peserta didik dapat mengetahui penyebab yang mempengaruhi motivasi belajarnya dan dapat menginspirasi peserta didik untuk lebih termotivasi dalam belajar di kelas karena pembelajaran tidak monoton hanya dengan ceramah dan brainstorming. Selain itu juga membimbing peserta didik untuk mengisi lembar kerja peserta didik dan melakukan evaluasi proses dan hasil.

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara teman sejawat, kepala sekolah dan peserta didik, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

1. Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis suatu permasalahan, biasanya enggan untuk mengerjakan lembar kerjanya.

2. Kurangnya informasi tentang pengaruh motivasi belajar peserta didik.

3. Peserta didik masih belum begitu mengetahui tentang macam-macam layanan yang ada di dalam BK.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pemberian layanan lebih lama sedangkan jam untuk masuk kelas tidak ada.

5. Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus mampu merancang pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran yang inovatif agar peserta didik lebih termotivasi.

6. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan untuk mengondisikan penugasan.

Kegiatan layanan ini melibatkan beberapa pihak. Pertama, saya sebagai konselor yang memberikan layanan bimbingan klasikal. Kedua, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala sekolah yang memberikan izin serta dukungan dalam pelaksanaan praktik.

Ketiga, Guru mata Pelajaran yang juga merupakan mahasiswa PPG, kebetulan kami bekerjasama dan saling membantu dalam pelaksanaan PPL dan perannya adalah sebagai operator zoom dan IT. Keempat, peserta didik kelas X ULW SMK Negeri 1 Selo sebagai penerima layanan bimbingan klasikal. Kemudian tidak lupa Dosen dan Guru Pamong PPG Kategori 1 Gelombang 2 UKSW Salatiga yang selalu memberikan bimbingan kepada saya selaku mahasiswa PPG Dalam Jabatan ini.

Mencari tahu penyebab masalah serta akar penyebab masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik, kemudian menentukan solusi pemberian layanan dengan mencari dan menentukan teknik/ pendekatan yang paling tepat dan sesuai dengan permasalahan yang ada. 

Setelah menemukan layanan dan teknik selanjutnya saya menyusun perangkat pemberian layanan, mulai dari RPL, bahan ajar/materi, LKPD, rubrik evaluasi, dan rencana tindak lanjut. 

Selain itu tidak lupa menggabungkan TPACK agar lebih menarik sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti dan menerima informasi yang diberikan sehingga memunculkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran/ pemberian layanan. Setelah selesai memberikan layanan kemudian melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah dalam pemberian layanan bimbingan klasikal dengan teknik Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Beberapa langkah di atas dilakukan untuk menghadapi tantangan atau masalah yang harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, selain beberapa langkah di atas dilakukan juga sosialisi oleh guru bimbingan dan konseling terkait macam-macam layanan yang ada dalam bimbingan konseling. Penyampaian informasi terkait meningkatkan motivasi belajar kepada peserta didik dalam upaya merubah perilaku yang dapat mempengaruhi motivasi belajarnya.

Kegiatan layanan ini menggunakan strategi Layanan Bimbingan Klasikal teknik Problem Based Learning (PBL) dengan materi Meningkatkan Motivasi Belajar. Guru bimbingan konseling menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar pemahaman peserta didik terkait layanan bimbingan konseling dapat meningkat yaitu dengan penggunaan TPACK sehingga peserta didik tertarik dengan layanan yang diberikan dan pembelajaran tidak membosankan bagi peserta didik. 

Kali ini menggunakan media power point yang menarik agar perhatian peserta didik tertarik untuk membaca. Selain itu juga menggunakan video pembelajaran yang ditampilkan dengan menggunakan proyektor agar lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat membuat motivasi peserta didik dapat meningkat.

Pada layanan bimbingan klasikal terdapat 3 tahap yang harus dilalui. Mulai dari tahap awal, tahap inti/kegiatan dan tahap penutup. Pada tahap awal dimulai dengan salam dan berdoa, kemudian membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, kegiatan apa yang dilakukan setelah pulang sekolah dan ice breaking). Kemudian menyampaikan tujuan layanan materi bimbingan, menjelaskan langkah-langkah, tugas dan tanggung jawab peserta didik dan yang terakhir menanyakan kesiapan peserta didik untuk melanjutkan ke tahap inti/kegiatan.

Selanjutnya masuk pada tahap inti/kegiatan. Saya sebagai guru bimbingan dan konseling memandu jalannya kegiatan. Yang pertama saya menayangkan menayangkan video tentang pengaruh motivasi belajar peserta didik, peserta didik mengamati video yang ditayangkan, peserta didik diminta untuk menanggapi isi dari video yang telah ditonton. Kemudian menayangkan media slide power point yang berisi materi tentang disiplin diri. Peserta didik mengamati slide power point yang berhubungan dengan materi layanan dilanjutkan diskusi kelompok dan resentasi serta tanya jawab.

Tahap terakhir adalah penutup. Sebagai guru bimbingan konseling saya mengajak peserta didik membuat kesimpulan terkait dengan materi yang telah disampaikan. Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan kesimpulan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Terakhir saya memberikan penguatan kepada peserta didik agar dapat merubah tingkah lakunya dalam meningkatkan motivasi belajar dan merencanakan tindak lanjut. Akhir kegiatan ditutup dengan berdoa dan salam.

Layanan Bimbingan Klasikal ini melibatkan beberapa pihak terkait, antara lain:

1. Guru bimbingan konseling sebagai fasilitator.

2. Peserta didik sebagai sasaran kegiatan layanan/audience.

3. Rekan Sejawat sebagai operator.

4. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum sebagai pemberi ijin praktik dalam memberikan layanan.

5. Dosen dan guru pamong sebagai pemdimbing dalam perkuliahan dalam hal ini Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Materi yang digunakan dalam layanan ini bersumber dari:

1. Rijal. 2016. Pengertian Motivasi Belajar. https://www.rijal09.com/2016/03/motivasi-belajar.html.

2. Ismunandar. 2021. Tips Meningkatkan Motivasi Belajar.   https://bintangsekolahindonesia.com/topic/umum/.

3. Angkasa KEV. 2017. Berubah (Film Pendek Motivasi 'Kisah Remaja') SMKN1Purworejo. https://www.youtube.com/watch?v=5U57FwJUUs8. 

Layanan bimbingan klasikal teknik Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar" yang telah dilakukan ini hasilnya berdampak cukup efektif. Terlihat dari berubahnya perilaku siswa yang sangat antusias apabila dilakukan pembelajaran dengan media dan materi yang menarik sejak dilakukannya layanan klasikal teknik Problem Based Learning (PBL). Hal ini terjadi karena adanya pemahaman tentang penyebab dan akibat dari rendahnya motivasi belajar peserta didik, serta siswa telah mengetahui atau mampu membuat langkah-langkah untuk merubah tingkah laku agar motivasi belajarnya meningkat atau menjadi lebih baik.

Layanan dilaksanakan dengan waktu 1x45 menit, peserta didik mengikuti kegiatan dengan antusias. Selain itu, hasil yang didapat yaitu berubahnya perilaku siswa sehingga motivasi belajarnya meningkat dan dapat menghindari penyebab yang mempengaruhi turunnya motivasi belajar mendapatkan respon yang baik dari  teman sejawat (koordinator BK), guru mapel, wali kelas dan kepala sekolah. 

Mereka sangat berterimakasih karena dengan dilaksanakan layanan bimbingan klasikal tersebut para peserta didik yang tadinya memiliki motivasi belajar yang rendah menjadi lebih semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media yang menarik.

Berdasarkan dari hasil LKPD serta Instrumen Evaluasi yang diberikan kepada peserta didik kelas X ULW yang berjumlah 22 peserta didik, diketahui bahwa 72,7% (16 orang) peserta didik akan bertanggung jawab terhadap perilaku dalam menjaga motivasi belajar dan menghindari perilaku negatif yang dapat mengganggunya dan 27,3% (6) peserta didik masih ragu-ragu. Maka dapat disimpulkan bahwa layanan klasikal dengan menggunakan teknik Problem based learning (PBL) terbukti efektif.

Beberapa respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan ditujukkan dengan respon positif, diantaranya:

1. Peserta didik merasa terbantu dengan adanya layanan klasikal yang telah diberikan oleh Guru Bimbingan dan Konseling.

2. Antusias peserta didik dalam mengikuti layanan terlihat jelas dalam diskusi kelompok dan tanya jawab.

3. Wali kelas dan guru mapel memberikan respon yang positif yaitu dengan adanya layanan klasikal ini peserta didik mempunyai gambaran dalam meningkatkan motivasi belajarnya.

Faktor keberhasilan dari strategi ini antara lain:

1. RPL sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

2. Peserta didik aktif dalam layanan klasikal yang diberikan.

3. Pemberian layanan menggunakan metode inovatif yaitu Problem based learning (PBL).

4. Guru Bimbigan dan Konseling menjadi fasilitator yang sesuai dengan harapan peserta didik.

5. Peserta didik mendapatkan pemahaman tentang pentingnya menghindari pengaruh-pengaruh lingkungan yang dapat mengganggu motivasi belajarnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai pelajar.

Terakhir, pembelajaran yang bisa diambil dari proses yang sudah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal adalah guru bimbingan dan konseling menjadi lebih profesional untuk memilih pendekatan, teknik dan media layanan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Seorang guru dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tentunya dalam instrumen yang lengkap mulai dari hasil AKPD, identifikasi masalah, indikator ketercapaian setiap langkah-langkah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian akhir pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun