"Ose tidak sedang menyuap papa dengan cokelat, kan?" Papa Kristo, menatap Samuel serius.
Ahmad, tertawa. "Samuel tidak menyuap papa Kristo. Tetapi, Samuel kasih cokelat ditangan papa Kristo tadi."
"Nah! Ahmad benar, Papa."
Pak Kristo, menggelengkan kepalanya. Tetapi, hatinya senang melihat tingkah Samuel dan Ahmad. Mereka tampak kompak. "Yeah, sudah. Nanti, papa pikirkan dulu. Juga, papa harus tanya mama. Apakah mama mau pergi ke Liang?"
"Iya dong, Papa. Mama, juga mau ke Liang. Mama kan senang ke pantai." Mama Shinta, masuk ke ruang keluarga. Tersenyum, ke arah Samuel dan Ahmad. Samuel, mengangkat jempol ke arah mama Shinta. Ahmad, yang sedang duduk berhadapan dengan papa Kristo. Juga, membalas senyum mama Shinta.
Mama Shinta duduk di sofa panjang, mengeluarkan empat batang cokelat dari kantong plastik. "Ada yang mau cokelat?"
"Beta mau, Mama..." Samuel, duduk di samping mama Shinta. Ahmad, menerima cokelat yang diberikan mama Shinta. Pak Kristo tak mampu menolak, saat isterinya memberikan cokelat kepadanya. Akhirnya, mereka pun menikmati setiap potongan cokelat, didalam kebersamaan.
***
(Writer : Johanna Ririmasse)