Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Cokelat Untuk Papa

12 Juli 2016   22:10 Diperbarui: 12 Juli 2016   22:16 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : snupeducation.blogspot.com

"Tujuh belas." Ann, menjawab cepat. Ketika, mama Aya menunjukan angka yang tertulis di kartu. Mama Aya merasa senang dan bersyukur, dengan kemajuan belajar Ann. Papa Mathew, yang membaca koran dan mendengar jawaban Ann. Juga, ikut bahagia dengan perkembangan belajar anak perempuannya. Papa Mathew, berhenti membaca koran dan berdiskusi dengan mama Aya. Saat, Ann sudah masuk ke kamar dan bermain dengan John.

"Mama e, kenapa kita tidak mengantar Ann ke sekolah minggu?" Papa Mathew, bertanya lembut kepada mama Aya. Sejak, papa Mathew dan mama Aya mulai bekerja sama, mengajar dan mendidik Ann. Meskipun, hanya melalui bimbingan dokter Kristo. Tetapi, mereka dapat melihat banyak perilaku dan perkembangan Ann. Bahkan, ketika mereka belajar bekerja sama demi Ann, anak mereka yang menyandang autis. Hubungan suami isteri, yang semula tegang dan frustrasi. Ketika, belum mampu menerima keadaan Ann. Sekarang, mulai mencair dan bersahabat.

"Apakah, papa yakin Ann sudah dapat diantar ke sekolah minggu?!" Mama Aya, duduk disamping papa Mathew. "Mama cuma masih kuatir, Papa. Bagaimana, kalau Ann berlari atau berjalan mondar-mandir di kelas. Atau, Ann tiba-tiba berteriak dan tertawa sendiri. Selain, mengganggu kelas sekolah minggu. Ann juga bisa jadi tontonan kawan-kawannya?"

Papa Mathew, terdiam sebentar. Seperti, memikirkan apa yang dikatakan isterinya. "Apa yang dikatakan Mama, juga ada benarnya. Tetapi, jika kita tidak memulai mengantar Ann ke sekolah minggu. Untuk, belajar dan mengenal Tuhan lebih dekat dari sekarang. Kapan kita mulai mengantar Ann ke sekolah minggu?!"

Sekarang, Mama Aya yang terdiam. Apa yang dikatakan papa Mathew, juga benar. Meskipun, Ann adalah anak penyandang autis. Namun, Ann juga seperti anak-anak yang lain. Perlu, belajar tentang firman Tuhan dan mengenal Tuhan lebih dekat. Dan, sekolah minggu seperti gereja untuk anak-anak. Dimana, anak-anak dapat bersekutu bersama dan belajar firman Tuhan.

***

"Papa, hari sabtu ini. Papa tugas di rumah sakit?!" Samuel, memeluk pundak pak Kristo yang sedang duduk. Ahmad yang duduk di sofa, tersenyum menatap tingkah Samuel. Terlebih, Ahmad sudah tahu tujuan Samuel bertanya kepada papa Kristo.

"Hmmm... Sepertinya, papa tidak ada jadwal piket hari sabtu ini." Pak Kristo, menengok ke arah Samuel. "Memangnya kenapa, Samuel?"

Samuel menyodorkan cokelat kesukaan papa Kristo, kemudian berkata. "Papa bisa tolong, Samuel?"

Pak Kristo menikmat gigitan terakhir, potongan cokelat dimulutnya. "Bisa dong, Samuel. Apa yang musti papa lakukan?"

"Papa sayang...., acara Halal Bi Halal dari sekolah akan diadakan hari sabtu ini. Tempatnya, di Liang. Papa mau antar Samuel, Ahmad dan sahabat-sahabat yang lain. Agar, kami dapat bergabung dengan Berty dan Tika. Diacara Halal Bi Halal tersebut?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun