Kemudian, di Jawa Barat, ada alat tradisional untuk membersihkan padi. Alat ini berbentuk seperti lemari dengan dua lobang di kiri dan kanan, serta kerucut penapis yang berada di tengahnya. Di seberang luar, ada kipas yang menghembuskan angin melalui kedua lobang tersebut. Jika kipas bergerak, maka yang dihembus adalah konga atau dedak, yang keluar dari lobang yang satu, sedangkan berasnya akan jatuh ke bawah melalui kerucut. Dalam bahasa Sunda, di kalangan petani alat ini dikenal sebagai hongkui. Ini sama dengan kata bahasa China hong-kuy, artinya lemari angin.’ Setelah itu, alat untuk menanak nasi, dalam bahasa Sunda disebut langseng. Ini sama dengan bahasa China lang-seng, yang oleh bentuknya berpinggang, maka dari kata ini turun kata langsing.
Catatan:
Konga berasal dari kata ç³ kang (Hokkien: khng) yang bermakna dedak. Kata bersukukata tunggal ini mengalami penambahan fonem "a" menjadi khng-a yang diadaptasi menjadi konga, seperti kata "Chin" yang menjadi "Chin-a."
Jika dirangkai kembali sesuai makna yang disebutkan oleh pak Alif Danya Munsyi di atas, 風櫃/风柜 fenggui (Hokkien: hongkui) memang  bermakna lemari angin. Istilah ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa Mandarin maupun dialek Hokkien.
Kata langseng juga sudah sulit untuk direkonstruksi karena sudah obsolet dalam bahasa China maupun dialek Hokkien. Jika mengacu ke Penerjemah Google, timbul banyak kerancuan karena prioritas terjemahan bahasa Indonesia untuk "dandang" adalah "burung dandang (Inggris: "cormorant") dan penerjemahan langsung dari bahasa Sunda "langseng" malah melarikan maknanya ke makna turunan, yakni "langsing" (Inggris: "straight.")
Saya mencoba mencari, dan etimologi yang bisa saya usulkan adalah 籃身/篮身 lanshen (Hokkien: langseng) yang bermakna harfiah tubuh berbentuk keranjang.
Untuk menanggul antara cai dengan cai, di sawah perlu dibuat pematang. Dalam bahasa Sunda, yang dikenal para petani, pematang adalah galeng. Ini sama dengan bahasa China, khaleng. Alat untuk menyangkul tanah, membuat pematang itu, disebut dalam bahasa Sunda, pacul. Dalam bahasa China, kata ini terdiri dari dua kata, yaitu pa artinya cangkul bergigi, dan cul artinya cangkul pipih.
Catatan:
Dengan cara yang sama, kata galeng saya rekonstruksi dari 腳陵/脚陵 jiaoling (Hokkien: khaleng) yang bermakna gundukan (harfiah: gundukan kaki atau gundukan landasan).
Cangkul bergigi dalam bahasa Mandarin disebut é tou (Hokkien: thau) dan cangkul pipih 鋤/锄 zhu (Hokkien: ti), jadi bunyi gabungan 2 kata ini, zhutou (Hokkien: tithau) agak berbeda dengan pacul.
Ada orang yang berpendapat bahwa pa berarti memukul dan cul diturunkan dari kata zhu.
Di rumah tradisional Jawa Barat, yang berbentuk panggung, kamar tidur disebut pangkeng. Ini sama dengan bahasa China, pang-keng. Lalu pangkeng yang dikunci, disebut sosi, artinya kunci. Ini juga sama dengan bahasa China, so-sih.
Catatan:
Dua istilah ini mudah direkonstruksi.
房間/房间 fangjian (Hokkien:  pangkeng) bermakna kamar tidur dan
鑰匙/钥匙 yaoshi (Hokkien 鎖匙, 鑰匙 sosi) bermakna kunci, jadi bukan kamar yang dikunci.
Lalu perhatikan pula kata-kata berikut ini. Tanah dalam bahasa Sunda, taneuh, berimbang dengan bahasa China to-nieh; potong dalam bahasa Sunda, kereut, berimbang dengan bahasa China, keu-le; kemaluan anak kecil perempuan dalam bahasa Sunda, memek berimbang dengan bahasa China, mey-meyÂ.