Mohon tunggu...
Joang Peby Bramingga
Joang Peby Bramingga Mohon Tunggu... Guru - Membaca sebelum menulis

Guru bahasa di sebuah sekolah menengah atas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Gaya Belajar Siswa pada Momen Pertemuan Pertama Pembelajaran

16 Oktober 2021   19:39 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:41 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Sebentar! Kenapa 'enggak' inteligensi?  


Inteligensi? Mm, sahabat guru mungkin penasaran untuk mengetahui jenis dan kadar inteligensi murid-muridnya. Tapi sahabat guru juga harus sudah siap, mau tidak mau, melihat keragaman inteligensi murid secara bias.


Karena kadangkala pengetahuan kita sebagai guru terkait inteligensi murid tertentu akan mempengaruhi pandangan kita terhadap murid tersebut, membuat kita mudah melabeli murid-murid tertentu. Misal si A pandai Matematika, si B tidak terlalu pandai Bahasa, dan lain sebagainya.  


Terlebih lagi, terlepas dari pandangan kita terhadap intelegensi, apakah itu pandangan tradisional yang mempromosikan pengukuran inteligensi melalui tes standar stanford-binet atau tes IQ...


Atau apakah itu pandangan yang lebih kontemporer yang mempertimbangkan multipel inteligensi, yang jelas mengukur inteligensi murid memerlukan observasi yang teliti. Dan penarikan kesimpulannya pun tidak bisa terburu-buru.


Sebaliknya, gaya belajar merupakan 'notion' yang netral. Apapun inteligensi yang dimiliki murid, gaya belajar adalah mengenai bagaimana sang murid menggunakan inteligensinya untuk kebermanfaatan proses belajarnya. Gaya belajar merupakan preferensi atau pemilihan cara belajar yang konsisten sepanjang waktu.  


Sebentar, gunanya mengetahui gaya belajar murid ini untuk apa? Ya, data yang akurat tentang gaya belajar murid memungkinkan sahabat guru untuk merancang dan mem-variasikan langkah-langkah dan tipe instruksional pembelajaran yang cocok dengan preferensi cara belajar mereka.


Dalam lingkup gaya belajar beberapa ahli dan praktisi mengidentikkannya dengan modalitas VARK yang pertama kali dikembangkan oleh Neil Flemming pada 1987. VARK, V, A, R, K, V untuk visual, A untuk aural, R untuk read/write, dan K untuk kinesthetic. Untuk kelas pembelajaran jarak jauh yang menggunakan moda belajar daring atau online, tes modalitas belajar VARK yang tersedia melalui layanan vark-learn.com bisa dijadikan pilihan. Namun, kecuali sign up untuk layanan berbayar, sulit bagi sahabat guru untuk mendapatkan data murid yang mengisi kuesioner VARK melalui layanan tersebut. Tidak terlalu memungkinkan ternyata, tapi terlebih lagi... "But where is the fun of the first meeting?"


Untungnya dalam lingkup gaya belajar, modalitas VARK bukan satu-satunya teori yang mengemuka. Ada konsep yang jauh lebih tua seperti yang dikemukakan oleh Jerome Kagan pada tahun 1964 yaitu yaitu gaya pembelajar impulsif dan reflektif.

Ada juga konsep gaya pembelajar yang diteorikan oleh Herbert Witkin pada tahun 1977 yaitu gaya pembelajar field-dependent dan field-independent

Menarik untuk mengetahui bahwa di antara murid-murid kita, ada beberapa yang merupakan pembelajar yang impulsif, beberapa lagi mungkin reflektif. Ada yang field-dependent dan ada juga yang field-independent.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun