Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar dari Semangat Bushido Timnas Samurai Biru

16 November 2024   07:50 Diperbarui: 17 November 2024   10:42 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Ridho dibayangi pemain-pemain Jepang saat berlaga di matchday 5 Penyisihan Piala Dunia 2026 di Gelora Bung Karno Senayan Jumat (15.11.2024) malam lalu. (Foto Kompas.com/Adil Nursalam)

Di antaranya, saranya mendorong pemerintah lokal dan pihak swasta untuk lebih banyak berinvestasi dalam fasilitas sepak bola di seluruh Jepang, termasuk di daerah-daerah yang lebih kecil dan pedesaan.

Soal pembinaan pemain usia dini? JFA sejak 2005 itu mewajibkan "setiap klub di J-League untuk memiliki akademi untuk mendidik pemain muda, yang mencakup kelompok usia U-12. U-15, dan U-18,"

JFA juga membuat program mendidik pelatih dan pengelola untuk mengajarkan keterampilan dasar dan filosofi permainan kepada anak-anak dan remaja. Ini bertujuan untuk membentuk pemain dengan fondasi teknik dan mental yang kuat.

JFA juga meluncurkan program seleksi pemain muda di berbagai wilayah untuk menemukan bakat-bakat tersembunyi dan memberikan mereka kesempatan untuk bermain di tingkat yang lebih tinggi dengan menekankan pentingnya pembinaan karakter sejak usia dini, agar pemain tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mental yang kuat untuk bersaing di level internasional.

Blueprint 100 Tahun JFA ini juga mencakup perencanaan yang sangat rinci untuk melatih pelatih yang mampu membawa pemain dan timnas ke level yang lebih tinggi melalui kursus-kursus kepelatihan di berbagai tingkatan, dari level dasar hingga level profesional (seperti lisensi AFC Pro Coaching Diploma). 

Pelatihan ini berfokus pada pemahaman taktik, teknik, dan cara membimbing pemain muda dan berkolaborasi dengan pelatih internasional. Dikatakan bahwa JFA juga aktif berkolaborasi dengan pelatih-pelatih kelas dunia untuk memajukan pengembangan filosofi permainan Jepang. Termasuk pula pelatihan pelatih dari luar Jepang dan pertukaran pelatihan dengan negara-negara lain.

Peningkatan Kompetisi Domestik

Program yang ini merupakan salah satu upaya terpenting. Bahwa JFA berupaya untuk memperkuat liga domestik Jepang untuk meningkatkan daya saing klub-klub Jepang di tingkat internasional dan memberikan pemain lebih banyak kesempatan untuk berkembang di lingkungan profesional.

J-League atau Kompetisi Liga Jepang adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berkembang, sehingga pemain Jepang memiliki daya saing jika harus bermain di level internasional. JFA juga membuat  J-League menjadi liga yang kompetitif dan menarik untuk para pemain lokal dan internasional.

Salah satu hal penting untuk mencapai program ambisius Jepang sejak 2005 itu adalah "Membangun Budaya Sepak Bola yang Kuat" baik di kalangan masyarakat umum maupun di dalam klub-klub sepak bola di Jepang. JFA aktif melakukan kampanye sosial dan kegiatan komunitas untuk mempromosikan sepak bola di kalangan anak-anak dan orang dewasa.

Pendukung sepak bola juga dipandang sebagai faktor yang berperan kunci dalam pembinaan sepak bola Jepang. Sehingga JFA pun melakukan pembangunan 'fanbase' (kelompok pendukung tim sepak bola) yang solid. Menumbuhkan dukungan bagi timnas dan klub domestik untuk menciptakan atmosfer pertandingan yang meriah dan mendorong pemain untuk berkompetisi di level tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun