Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar dari Semangat Bushido Timnas Samurai Biru

16 November 2024   07:50 Diperbarui: 17 November 2024   10:42 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Ridho dibayangi pemain-pemain Jepang saat berlaga di matchday 5 Penyisihan Piala Dunia 2026 di Gelora Bung Karno Senayan Jumat (15.11.2024) malam lalu. (Foto Kompas.com/Adil Nursalam)

Kekalahan Indonesia 0-4 lawan "Tim Samurai Biru" Jepang di depan sekitar 60.000 penonton pendukung timnas di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) hampir pasti akan menimbulkan gelombang kritikan terhadap kebijakan PSSI soal naturalisasi pemain. 

Meski demikian Indonesia tak boleh berhenti berpacu, karena masih lima pertandingan tersisa di penyisihan Piala Dunia 2026.

Hujan deras dan geluduk guntur pun mewarnai pertarungan penting bagi timnas Indonesia, menghadapi tamunya Jepang di kandang sendiri Jumat (15.11.2024) malam, dalam sebuah matchday kelima Babak Ketiga Penyisihan Piala Dunia 2026 Grup C zona Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Pada awalnya terlihat sekali, pemain-pemain asuhan Hajime Moriyasu itu bermain hati-hati. Sangking hati-hatinya, sampai hampir saja sekitar sepuluh sampai limabelas menit pertama gawang Jepang yang dijaga kiper muda dari klub Seri A Italia Parma, Zion Suzuki (22) beberapa kali terancam serangan balik yang berasal dari pemain-pemain timnas Garuda. 

Peluang paling besar terjadi ketika selepas menit ketujuh, sebuah serangan balik yang cepat dimanfaatkan oleh penyerang Indonesia Rafael Struick tinggal berhadapan dengan penjaga gawang Zion Suzuki, namun Zion berhasil menggagalkan tendangan Struick dengan kakinya, sehingga buyarlah peluang terbaik yang dimiliki timnas Indonesia.

Saat itu pemain-pemain Jepang bermain ekstra hati-hati, lantaran guyuran deras hujan. Lapangan tentunya lebih licin. Namun setelah itu, terlihat Jepang mulai menunjukkan kelasnya dengan beramain dari kaki-ke-kaki. Nyaris sulit merebut bola, baik dari umpan pendek maupun terobosan yang dilakukan pasukan Samurai Biru. 

Setelah dua gol di babak pertama, dan juga memasuki babak kedua, terlihat sekali tim Samurai Biru menguasai sepenuhnya permainan. Tidak dengan permainan cepat. 

Akan tetapi permainan posesif, tak membiarkan bola hilang dari kaki mereka sepanjang hampir 90 menit pertandingan. Mereka juga berkali-kali mengagalkan serangan Indonesia, yang berkali-kali mengirim umpan panjang pada pemainnya di garis terdepan. 

Namun tak membuahkan hasil. Bahkan  Jepang membalas dengan "serangan yang menggurita". Bola sangat jarang lepas dari penguasaan kaki pemain-pemain Jepang, sampai kemudian membuahkan dua gol berikutnya di babak kedua.

Setelah kekalahan lawan Jepang Jumat malam ini, Indonesia masih menyimpan lima pertandingan tersisa: (19 November 2024) Indonesia vs Arab Saudi di Gelora Bung Karno), (20 Maret 2025) Australia vs Indonesia di kandang lawan, (25 Maret 2024) Indonesia vs Bahrain di Gelora Bung Karno, (5 Juni 2026) Indonesia vs China di Gelora Bung Karno, dan (10 Juni 2025) Jepang vs Indonesia di kandang lawan.

Dua Strategi yang Kontras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun