Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Wawancara Susi Susanti di Olimpiade 1992 Barcelona

27 Juli 2024   09:10 Diperbarui: 27 Juli 2024   18:02 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susi Susanti dan Alan Budikusuma dengan medali emas pertama Olimpiade dalam sejarah olahraga Indonesia, emas bulu tangkis di Barcelona 1992. (Foto: Jimmy S Harianto)

- Kalau mau lawan Ye Zhaoying waktu itu, saya memang sedang sakit. Badan saya waktu itu meriang, dan kepala agak pusing. Saya memang tidak bagus kondisinya. Tetapi menyesal juga, kalah lawan dia. Tetapi saya ya menerima kekalahan. Sebelum itu, dia satu kali kalah telak sama saya.

+ Soal hubungan dengan Alan Budikusuma. Kapan mulai kenalan?

- Pertama saya kenal dia di Jaya Raya, di Ragunan. Kita sama- sama di Prasetya Mulia waktu itu. Dia masuk Jaya Raya tahun 1984, saya tahun 1985. Waktu itu saya baru berprestasi di remaja, juara ganda Jakarta Open bersama pemain Thailand, Ladawan. Waktu itu saya sama sekali tak ada perhatian sama Alan.

Saya malah lebih dekat dengan Gunawan, yang sekarang ini pemain ganda. Apalagi, Alan lebih dulu ke pelatnas. Kalau dia pulang ke Ragunan, juga tak pernah menyapa atau bagaimana, karena saya tak kenal baik dengan dia. Saya biasa-biasa saja. Justru setelah di pelatnas pratama, flat kita berdekatan, di Jalan Bulu Tangkis Senayan. Anak cowok kan makannya di tempat kita.

Karena sering ketemu, lalu kami kenal dekat. Mungkin karena ada kecocokan, jauh dari orang tua, dan saya perlu orang untuk berkeluh- kesah, maka saya jadi dekat dengan dia. Selain cocok, sama hobinya: seneng makan, senang nonton, dia juga bisa menampung keluhan saya. mungkin juga karena dia anak sulung di keluarganya, sementara saya adalah satu-satunya anak cewek dalam keluarga saya, maka kami cocok.

Hubungan kami lima tahun lalu, sebenarnya hanya begitu-begitu saja, jalan-jalan bersama, jadi-jadian. Apalagi, waktu itu kami lalu berpisah. Dia latihan di Sawangan, untuk persiapan Piala Thomas, sedangkan saya di Senayan untuk Piala Thomas. Paling cuma telepon- teleponan. Sabtu, ketemu sebentar di Senayan, saya lalu pulang ke rumah tante saya di Kebon Pala, Jatinegara.

+ Apakah mulus, hubungan dengan dia?

- Mami dan papi saya mula-mula nggak setuju. Orang tua Alan juga tak setuju, takutnya mengganggu prestasi kami. Kami masing- masing diharapkan berprestasi. Apalagi saya masih terlalu kecil, masih 16-17 tahun. Kami baru semakin dekat tahun 1988, ketika tinggal di Jalan Manila. Flat kami berdekatan. Disitu kami sering bareng.

+ Apakah kenyataannya hubungan itu mengganggu prestasi?

- Justru tidak. Mungkin juga karena kita berdua ingin membuktikan, bahwa pacaran itu tidak mengganggu prestasi, justru prestasi semakin baik.

+ Darimana orang tua tahu kalau kalian berpacaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun