Beliau juga aktif dalam kepengurusan GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) dan dunia sport otomotif melalui IPMJ (Ikatan Penggemar Mobil Jakarta).
Karena itu anak-anaknya, termasuk diriku, sejak kecil sudah diperkenalkan dengan dunia sport otomotif seperti Rally, Slalom Test atau balapan mobil. Beliau selalu mengajak anak-anaknya ketika ada acara-acara otomotif sehingga kami cukup akrab dengan semua itu.
Di garasi rumah juga kadang-kadang ada beberapa mobil prototype yang akan diproduksi di Indonesia. Anak-anaknya pun diijinkan untuk mencoba lebih dahulu mobil-mobil tersebut. Makanya tak heran aku sudah mahir mengemudikan mobil sejak usia 13 tahun.
Ide membeli mobil Suzuki Jimny ini rupanya muncul ketika rekan bisnis Beliau akan memproduksi Suzuki Jimny tipe LJ80V (yang kemudian dikenal dengan julukan Suzuki Jimny Jangkrik) di Indonesia. Beliau mengaku senang dengan desainnya yang unik.
Dan ada permintaan khusus dari Bapak ke rekan bisnisnya, Bapak ingin Jimny-nya berwarna putih, warna kesukaannya. Tapi karena Jimny yang diproduksi tidak ada yang berwarna putih (hanya warna biru dan coklat) maka Bapak pun memberikan cat warna putih (tipe diamond white) yang sebetulnya diperuntukkan untuk mobil Ford, kepada rekan bisnisnya tersebut. Jadilah Suzuki Jimny tersebut berwarna putih, pertama dan satu-satunya di Indonesia waktu itu.
Suzuki Jimny ini dijadikan kado untukku karena serah terimanya terjadi bertepatan dengan hari ulang tahunku dan kedua kakakku pun masing-masing sudah memiliki mobil. Jadi.. ya rejekiku hahaha...
Sensasi
Saat pertama kali melihat-lihat interior Suzuki Jimny ini terkesan sangat sederhana, hanya ada speedometer (manual) tanpa aksesoris apapun.
Jok depan statis tidak bisa diatur sesuai keinginan dan hanya bisa diatur maju mundur, itupun harus melonggarkan mur pada baut dibawah jok. Sedangkan jok belakang bisa menampung 4 penumpang karena posisinya yang berhadapan, model angkot gitu.
Tapi keunggulannya adalah dengan mesin hanya berkapasitas 800 cc, mobil ini dilengkapi dengan double gardan (4 x 4) sehingga bisa berpetualang di jalur offroad. Suspensi menggunakan per daun yang agak keras sehingga terkesan ajluk-ajlukan, tapi membuatnya lebih stabil untuk menikung karena bodinya yang kurus dan tinggi.
Bahkan ketika menikung tajam dengan kecepatan yang agak tinggi, salah satu ban belakang bisa terangkat dari aspal. Ini pula keahlian pertamaku mengemudikan mobil ini sehingga banyak teman-teman yang pingin ikut diajak merasakan sensasi ban ngangkat saat menikung.