Selain lebih cepat, lebih efisien, dan lebih nyaman, pembayaran digital juga memberikan lapisan keamanan tambahan yang membantu mengurangi risiko pencurian dan penipuan yang terkait dengan pembayaran. Dengan penggunaan yang semakin luas dan berkembangnya teknologi keuangan, pembayaran digital telah menjadi bagian dari dunia perdagangan modern yang sudah erat dengan kehidupan Masyarakat sehari-hari.
Bagian 2: Perubahan Perilaku Konsumen
Masyarakat Indonesia sering diidentifikasi sebagai masyarakat yang memiliki perilaku konsumtif. Mereka cenderung tergoda untuk membeli produk baru ketika produk yang mereka miliki masih berfungsi dengan baik. Alasan di balik perilaku ini seringkali melibatkan dorongan untuk mengikuti tren terbaru dan memiliki kemampuan finansial untuk membeli tanpa pertimbangan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak (Hidayah, 2015).
Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang beragam. Beberapa di antaranya termasuk pengalaman dalam menggunakan internet dan berbelanja online, keyakinan normatif, orientasi dalam berbelanja, motivasi berbelanja, karakteristik pribadi, demografi, serta persepsi psikologis (Antonijevic et al., 2014:42).
Pengaruh dari berbagai faktor ini dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam hal berbelanja, dan seringkali mendorong mereka untuk membeli barang-barang yang mungkin tidak diperlukan secara mendalam. Terutama, perkembangan teknologi dan kenyamanan berbelanja online telah memainkan peran penting dalam mengubah perilaku konsumtif di masyarakat.
Pengaruh paling signifikan dari pembayaran digital adalah perubahan dalam perilaku konsumen. Konsumen sekarang lebih cenderung untuk berbelanja online dan melakukan pembayaran dengan cepat. Ini mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi konsumen dan menunjukkan adaptasi terhadap teknologi baru.
Kecenderungan perilaku konsumtif masyarakat Indonesia yang memang sudah ada, ditambah dengan kemudahan dan kecepatan pembayaran digital telah memengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja. Konsumen cenderung lebih terbuka terhadap pembelian impulsif karena proses pembayaran menjadi lebih mudah dan tanpa hambatan. Ini telah mengubah perilaku belanja dari mencari produk yang dibutuhkan menjadi merespons impulsif terhadap penawaran dan promosi.
Perubahan perilaku dan kemudahan untuk mengakses teknologi finansial darimana saja juga tifSelain itu, pembayaran digital juga telah memungkinkan konsumen untuk lebih mudah memonitor dan mengelola keuangan mereka. Aplikasi keuangan pribadi dan perbankan online memungkinkan konsumen untuk melacak pengeluaran, mengatur anggaran, dan mengelola investasi mereka dengan lebih baik.
Bagian 3: Peningkatan Perilaku Konsumtif
BPS mencatat bahwa total konsumsi masyarakat di DKI Jakarta mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2019 hingga 2020, ketika pandemi Covid-19 pertama kali muncul. Peningkatan tersebut terjadi pada sektor makanan, di mana konsumsi naik sebesar 40.70% menjadi 41.84%. Selain itu, pada sektor non-makanan juga mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir, yaitu di tahun 2020 dan 2021, dengan angka konsumsi naik dari 58.16% menjadi 60.46% (BPS, 2021).
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat DKI Jakarta tersebut sebagian besar dipicu oleh kemajuan teknologi. Teknologi telah memberikan akses lebih mudah kepada masyarakat untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja tanpa harus pergi ke toko fisik. Hal ini memberikan kenyamanan, tetapi juga membawa konsekuensi negatif. Secara psikologis, situasi ini dapat diidentifikasi sebagai "compulsive buying disorder" atau kecanduan belanja, di mana seseorang sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan (Hidayah, 2015).