Dua orang pramugari kereta berkeliling menawarkan makanan dan minuman untuk para penumpang, segera membuyarkan lamunanku.
"Mas Raden, Nimas sedang menyiapkan bahan untuk makanan favorit Mas Raden, Nasi Goreng! semoga Mas Raden menyukainya ya. Sampai bertemu besok pagi Mr. Loverman," belum sempat kubalas pesan Nimas yang pertama, dia sudah mengirimkan pesan berikutnya.
 "Mengapa aku harus ragu, sedangkan Nimas saja sangat antusias dengan pertemuan ini?" Umpat Raden kepada dirinya sendiri.
"Dan Hey, dia tadi memanggilku apa? Mr. Loverman? Aku tidak salah baca kan?" Wajah Raden bersemu merah, berulang-ulang membaca pesan tersebut.
Aku segera membalas pesan Nimas, tidak ingin membuatnya menunggu lebih lama "Nimas, Mas Raden sudah duduk manis di kereta. Terima kasih sudah mengusahakan masakan terbaik untuk Mas Raden. Sangat tidak sabar untuk segera menyantapnya sambil menatap senyum manismu. Jangan lupa toping kulit ayamnya ya Wuri Nimasa Depanku!''
Masih ingat bagaimana sebelumnya aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apakah ini Keputusan yang benar atau salah? mengambil cuti kerja, melakukan perjalanan jauh, demi bertemu seseorang yang bahkan tidak kuketahui asal-usulnya. Namun sekarang aku telah menemukan jawabnya, Bung.
Ternyata, ini bukanlah keputusan yang benar...
Tapi, ini juga bukan keputusan yang salah...
Ini adalah "KEPUTUSAN TERBAIK".
Selesai, titik.
Atau mungkin Bersambung?