"Mau ngopi bareng aku jam tiga tiga puluh?" tanyaku.
"Boleh, Pak! Tumben baik!"
"Ah, kamu bisa aja. Oke, see you!
"Bye, Pak!"
Akhirnya ada kesempatan juga membicarakan masalahnya Anisa dengan Faisal. Benar saja, Faisal sudah menungguku di warung kopi milik Mbak Nur di seberang jalan samping kampus. Kebetulan dia sendirian, padahal tadi pagi aku lupa memberitahunya untuk datang sendiri. Kopi untukku telah dipesan Faisal. Tinggal sekarang memesan pisang Pontianak kesukaan para mahasiswa.
"Kamu jarang jalan bareng Anisa! Ada apa sih, Faisal?"
"Ah, Bapak! "Jadi tukang gosip, nich! Tahu berita dari mana, Pak?"
"Aku kan memperhatikan kalian. Biasanya seusai kuliah kamu jalan bareng Anisa. Kadang juga kamu ikut di mobilnya. Tapi belakangan ini aku jarang melihatnya.
"Emang sih, Pak! Aku jarang jalan bareng sama dia lagi. Bahkan sebulan terakhir kami nyaris tidak bersama." Aku malah berpikir untuk mengakhiri pacaran kami!"
"Kenapa?"
"Ngga kenapa-kenapa, Pak. Beda prinsip aja!