Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Anisa masih Menjauh

28 Maret 2011   21:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:21 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wow, beda prinsip nich! Memangnya kamu punya prinsip apa, Faisal? Prinsip seperti apa yang membuatmu berbeda dari Anisa?"

"Aku ngga suka aja cara dia memperlakukanku!"

"Maksudmu?"

"Anisa itu perempuan cerdas, Pak. Aku harus akui itu. Dia juga luwes, tidak suka basa-basi, dan pengertian. Tapi dia suka mengatur dan mengendalikanku! Dia ingin tahu apa yang aku kerjakan seusai kuliah, kemana saja aku pergi di hari Sabtu atau Minggu. Dia bahkan mengkritisi jadwal belajar mandiri saya, Pak!

"Tapi sebenarnya kamu sayang ngga sama Anisa?"

"Sejujurnya sayang, Pak!"

"Itu baik, Faisal. Tidak mudah menyatukan dua hati yang berbeda prinsip, bukan?"

Faisal menganggung perlahan. "Semoga kamu berdua kembali baikan dan bersama seperti semula!" kataku!

Masalahnya ternyata sepeleh, pikirku. Yang satu tidak mau terlalu dikendalikan, yang lain mau mengatur semuanya. Agak aneh memang. Tetapi kenapa Anisa suka mengatur dan memegang kendali? Dia perempuan cerdas? Ya, mungkin saja itu berpengaruh. Dia juga seseorang yang punya visi, tahu apa yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditunda. Dia tahu mengatur waktu dan membagi kesibukan antara kuliah dan waktu untuk bersenang-senang bersama teman. Anisa tidak pernah terlambat mengumpulkan tugas kuliah. Dan yang paling kentara, dia tidak pernah terlambat menghadiri kuliah-kuliahku.

Hmm, perempuan perfek versus laki-laki yang ingin bebas, tetapi kadang kurang punya kemandirian. Aku menduga!

Anisa memang pernah memberitahuku bahwa mereka sempat ketemu dan ngobrol agak panjang keesokan harinya setelah pertemuanku dengan Faisal di warung kopi itu. Meskipun demikian, aku tidak tahu persis seperti apa pertemuan atau diskusi di antara mereka. Aku pun tidak harus tahu seluruh detailnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun