Wisatawan menghabiskan waktu mereka di lokasi yang mewah dan eksklusif, menikmati kesenangan dengan cara mereka yang unik, melalui interaksi dengan masyarakat setempat. Mereka menyantap masakan mewah sambil bersantai di tepi pantai. Sementara itu, penduduk setempat bekerja sebagai penjaga keamanan, pelayan di restoran, pencuci piring, dan pekerjaan lainnya. (Sulistyadi, Yohanes 1999)
Selain itu terjadi pula adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku wisatawan yang sebenarnya tidak cocok dengan kebudayaan setempat. Golongan ini menjadi kelompok elit dalam masyarakat dan menambah kesenjangan antar golongan. Dampak yang demikian juga terjadi apabila wisatawan berbaur dengan masyarakat setempat, masyarakat meniru perilaku wisatawan. Penduduk setempat tertular oleh kecanduan alkohol, narkotik, sabu-sabu bahkan pelecehan terhadap moral seksual. Hal ini dikatakan lebih tegas oleh Spillane (1995) bahwa dampak sosiologi pariwisata bagi penerima wisatawan (masyarakat) adalah timbulnya hasrat untuk meniru, komersialisasi adat/budaya, perubahan terhadap keramahtamahan serta pengasingan dan pembauran. Dengan mengabaikan penerapan dari segi sosiologis ini bukan saja menyebabkan keretakan hubungan manusiawi antara wisatawan dan warga masyarakat penerima serta menciptakan suatu kesenjangan saling pengertian, akan tetapi juga akan timbul kegoncangan ekonomi.
Menurut World Tourism Organization yang di sitir oleh Oka A Yoeti mengatakan, pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu
1. Polarization of The Population:
Hal ini terjadi ketika pariwisata menyebabkan adanya perbedaan yang tajam antara kelompok yang terlibat dalam industri pariwisata dan kelompok masyarakat lokal. Misalnya, adanya kesenjangan ekonomi antara pekerja pariwisata yang mungkin mendapatkan penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lokal. Ini dapat mempengaruhi hubungan sosial dan menciptakan ketidakseimbangan dalam masyarakat.
2. Breakdown of The Family:
Pariwisata dapat mempengaruhi keutuhan keluarga dengan berbagai cara. Misalnya, anggota keluarga yang terlibat dalam industri pariwisata mungkin harus bekerja jauh dari rumah atau bekerja dalam waktu yang panjang. Ini dapat menyebabkan pemisahan keluarga dan mempengaruhi interaksi dan hubungan antar anggota keluarga.
3. Development of The Attitudes of a Consumption-Oriented Society,
 Incident of Phenomena of Social Pathalogy, Pariwisata dapat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap konsumsi dan dan pengaruh penyakit maysarakat itu, maka munculah, pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius, mabuk-mabukan dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.
Meskipun demikian, ada sejumlah elemen yang menguntungkan pariwisata, seperti yang ditunjukkan oleh contoh berikut dalam industri ini:
1. Kerangka Sosial