"kabar apa?"
"disana ada seekor anjing yang mati terbakar. Sepertinya itu baru saja. Wangi tubuhnya begitu menggiurkan. Itu masih bisa untuk kau santap"
"dan mengapa engkau mengatakan itu kepadaku?aku tidak mau memakan teman -- temanku. Lebih baik mati daripada menggigit bangsa yang sejenis denganku"
"well ini hanya saran. Kita berteman selama kita hidup. Tapi begitu sudah menjadi jasad. Mereka bukan lagi teman. Mereka hanyalah mayat. Toh mereka juga tidak akan melawan saat kau gigiti mereka. Justru penderitaan mereka akan kau akhiri dengan cara yang tepat."
"mengapa kau begitu yakin aku mau makan teman -- temanku?"
"kau tau, anjing. Kita diciptakan untuk saling memangsa. Yang terkuat yang akan bertahan hidup. Tapi jangan menolak saat ada kesempatan untuk kau bisa menyelesaikan sedikit permasalahanmu hari ini. Hanya untuk bertahan hidup, kawan."
"dengan memakan teman sendiri?huh...kau gila!"
"yah..terserah...aku hanya menyampaikan kabar. Dan karena akupun tidak kau cengkram dari tadi. Maka ku anggap tugasku selesai dan aku harus pergi , menjalani kesendirian ini"
Anjing berbulu coklat itu menurunkan kepalanya ke atas tanah
"pergilah! Aku tidak tertarik dengan memakan temanku"Desah sang Anjing lirih
"memangnya siapa temanmu?" Tanya sang burung hantu sambil terbang ke udara