Mohon tunggu...
Jehezkiel
Jehezkiel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43223110001 | Program Studi: Strata Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

24 November 2024   00:38 Diperbarui: 24 November 2024   00:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Freud mengidentifikasi berbagai mekanisme pertahanan yang digunakan oleh Ego untuk melindungi diri dari kecemasan dan konflik internal. Dalam konteks korupsi, individu mungkin menggunakan rasionalisasi, proyeksi, atau penyangkalan untuk membenarkan tindakan mereka.

- Contoh: Seorang pejabat yang merasionalisasi korupsinya dengan berpikir bahwa mereka layak mendapatkan lebih karena gaji yang rendah, atau menyalahkan sistem yang korup atas tindakan mereka.

 

5. Pengaruh Ketidaksadaran:

 Freud menekankan pentingnya ketidaksadaran dalam mempengaruhi perilaku manusia. Banyak tindakan korupsi mungkin didorong oleh dorongan atau trauma yang tidak disadari, seperti rasa tidak aman atau kebutuhan untuk kompensasi atas pengalaman masa lalu yang negatif.

- Contoh: Seorang pejabat yang melakukan korupsi karena merasa tidak aman dalam posisinya dan ingin membuktikan dirinya, atau karena trauma masa lalu yang membuat mereka merasa tidak layak mendapatkan kekayaan dan kekuasaan.

Daftar pustaka 

P Burlian. (2016). . Jurnal Patologi Sosial. 

Iskandar. (2012). kajian dari perspektif Konsep Etika Uber Ich Sigmund Freud dan Good Governance. MENTALITAS KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH. 22-26.

Dimas Dhanang Sutawijaya. (2020). Pelaksanaan Pembinaan Kepribadian Bagi Narapidana Tindak Pidana Korupsi Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Cibinong. Volume 7 Edisi II. 

Ardiansyah, Sarinah, Susilawati, Juanda. (2022.) Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan. 25-28.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun