1. Mendorong Budaya Integritas:
- Pengembangan Kode Etik Akademis yang Komprehensif: Kode etik yang jelas, mudah dipahami, dan relevan dengan konteks perguruan tinggi menjadi panduan bagi seluruh civitas akademika.
- Program Edukasi tentang Integritas Akademis: Program edukasi yang menekankan pada pentingnya integritas dan cara menghindari pelanggaran etika, dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan moral mahasiswa (menggunakan teori Kohlberg).
- Peningkatan Kesadaran tentang Etika Akademis: Kampanye dan diskusi terbuka tentang pentingnya integritas akademis dapat meningkatkan kesadaran dan menciptakan budaya yang menghormati nilai-nilai etika.
- Dosen sebagai contoh teladan: Dosen harus menjadi teladan dalam menunjukkan perilaku berintegritas. Mereka harus menghindari plagiarisme, mencantumkan sumber informasi dengan benar, dan menunjukkan kejujuran dalam menilai mahasiswa.
Â
2. Memperkuat Sistem Pengawasan:
- Sistem Pelaporan Etika yang Transparan: Sistem pelaporan yang mudah diakses dan aman bagi mahasiswa untuk melaporkan pelanggaran etika dapat membantu mahasiswa merasa aman untuk bersuara dan menjaga integritas.
- Peningkatan Mekanisme Penanganan Pelanggaran: Mekanisme yang jelas dan transparan untuk menangani pelanggaran etika akan menciptakan efek jere dan mencegah pelanggaran di masa depan.
- Pemanfaatan Teknologi Anti-Plagiarisme: Perangkat lunak anti-plagiarisme dapat digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dan menghindari pelanggaran hak cipta.
Â