- Tahap 2: Orientasi Instrumental-Relativis: Pada tahap ini cenderung mementingkan diri sendiri dan fokus pada apa yang menguntungkan mereka secara pribadi. Mereka akan melakukan sesuatu jika mereka merasa akan mendapatkan keuntungan atau kepuasan dari tindakan tersebut. Individu pada tahap ini juga memahami konsep "mata ganti mata, gigi ganti gigi". Mereka akan bersedia melakukan sesuatu untuk orang lain jika mereka merasa akan mendapatkan imbalan atau keuntungan di kemudian hari.
2. Tingkat Konvensional: Di tahap ini, individu mulai mempertimbangkan norma sosial dan harapan orang lain. Mahasiswa pada tahap ini akan lebih cenderung untuk mengikuti aturan karena mereka ingin diterima dan dihormati oleh teman sebaya dan dosen.
  - Tahap 3: Orientasi Kesepakatan Interpersonal: Individu pada tahap ini sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Mereka ingin diterima dan disukai oleh kelompok sosial mereka, dan mereka akan berusaha untuk mematuhi norma-norma sosial dan harapan kelompok untuk mencapai tujuan ini. Individu pada tahap ini sangat menghargai hubungan interpersonal yang baik. Mereka akan berusaha untuk menjaga harmoni dalam kelompok dan menghindari konflik. Mereka akan menilai tindakan berdasarkan dampaknya terhadap hubungan interpersonal, dan mereka akan lebih cenderung melakukan tindakan yang dianggap baik oleh kelompok mereka.
  - Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban: Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada kepatuhan terhadap hukum dan aturan sosial. Anak-anak pada tahap ini akan menilai tindakan sebagai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan tersebut melanggar hukum atau aturan sosial. Mereka cenderung mematuhi aturan karena aturan tersebut merupakan hukum atau norma sosial yang harus dipatuhi.
3. Tingkat Pascakonvensional: Pada tahap ini, individu mengembangkan prinsip moral yang lebih abstrak dan universal. Mahasiswa yang mencapai tahap ini akan bertindak berdasarkan prinsip etis yang mereka yakini benar, bahkan jika itu bertentangan dengan norma sosial atau aturan yang ada.
  - Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial: Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang disepakati bersama dalam masyarakat. Individu pada tahap ini akan menilai tindakan sebagai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku umum dalam masyarakat. Mereka cenderung mematuhi aturan karena aturan tersebut merupakan hasil dari kesepakatan sosial dan bertujuan untuk melindungi hak-hak individu.
  - Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal: Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan hak asasi manusia. Individu pada tahap ini akan menilai tindakan sebagai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yang berlaku untuk semua orang. Mereka cenderung mematuhi aturan karena aturan tersebut merupakan refleksi dari prinsip-prinsip etika universal yang mereka yakini.
Contoh dari teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam kehidupan sehari-hari seperti:Â
Seorang mahasiswa tertangkap melakukan plagiarisme dalam tugas akhir mereka. Mahasiswa tersebut mengaku bahwa mereka merasa tertekan untuk mendapatkan nilai tinggi dan tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugas dengan benar.
Penerapan Integritas:
1. Pengakuan Kesalahan: Mahasiswa mengakui kesalahan mereka dan menerima konsekuensi dari tindakan mereka.