3. Pengembangan Karakter: Integritas membantu dalam pembentukan karakter yang kuat dan etis. Mahasiswa yang berintegritas akan membawa nilai-nilai ini ke dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka.
4. Pencegahan Plagiarisme: Dengan menanamkan nilai-nilai integritas, institusi pendidikan dapat mengurangi kasus plagiarisme dan kecurangan akademis lainnya.
5. Kontribusi Positif: Mahasiswa yang berintegritas lebih mungkin untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui penelitian dan inovasi yang bertanggung jawab.
Integritas sarjana sangat penting untuk menjaga kredibilitas dunia akademis, mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, dan membangun kepercayaan publik. Â Sarjana yang berintegritas akan menjadi aset berharga bagi masyarakat, dan mereka akan memainkan peran penting dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Teori perkembangan moral adalah teori yang berfokus pada bagaimana anak-anak mengembangkan moralitas dan penalaran moral. (Kohlberg). Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral terjadi dalam serangkaian enam tahap dan bahwa logika moral terutama difokuskan pada pencarian dan pemeliharaan keadilan.
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang membagi tahapan moral manusia ke dalam tiga tingkatan utama: prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Pada tahap prekonvensional, individu cenderung membuat keputusan moral berdasarkan konsekuensi langsung dari tindakan mereka, seperti hukuman atau hadiah. Pada tahap konvensional, individu mulai mempertimbangkan norma sosial dan harapan orang lain dalam pengambilan keputusan moral. Akhirnya, pada tahap Pascakonvensional, individu mengembangkan prinsip moral yang lebih abstrak dan universal, yang melampaui norma sosial dan hukum yang ada.
1. Tingkat Prakonvensional: Pada tahap ini, individu membuat keputusan berdasarkan konsekuensi langsung, seperti hukuman atau hadiah. Dalam konteks akademis, mahasiswa mungkin mengikuti aturan untuk menghindari hukuman.
  - Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan: Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada menghindari hukuman. Individu pada tahap ini akan menilai tindakan sebagai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan tersebut akan menghasilkan hukuman atau tidak. Mereka cenderung mematuhi aturan karena takut dihukum, bukan karena memahami nilai moral di balik aturan tersebut.