Tahanan garang itu paham apa rencana si "pegawai swasta" sekarang. "Dinding kedap suara tidak sekeras beton."
"Aku ... Pergi ... Bebas."
"Ah, kamu, apa yang kamu perlukan untuk disentil ke tombol?"
"Paku. Cukup."
"Hem... bisa bicara juga kamu, kawan, kukira kamu tidak bisa. Singkat padat jelas, tapi, ya?"
"001" tidak bersuara lagi. Tatapannya terpusat pada tombol yang menjadi targetnya. Ia menunggu amunisinya.
"Pegawai swasta" yang melihat ini mendorong kacamatanya ke atas lagi, dan mengikuti tahanan garang itu dengan kartu aksesnya. "001" tetap berdiam dalam posisi. Stand by.
Mungkin akan memakan waktu cukup lama untuk tahanan garang itu membobol ke gudang.
"Rencana ...? Kenapa ... Tidak ... Bobol ... Luar?"
"Karena terlalu mengalihkan perhatian! Ada seni dalam melarikan diri dari penjara, kalau benar-benar mau bebas, tidak ada petugas yang boleh sadar kita lari sebelum kita keluar; untuk itulah tombol panik: kekacauan, pengambil alih, distraksi. Saat itulah kita dapat meraih kebebasan di tangan kita."
Bagaikan diplomat.