Mohon tunggu...
Fiksiana

Kisah Cinta Seorang Demonstran (Part 2)

9 Mei 2019   15:51 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:23 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susana Konsulidasi di Salemba | dokpri

Jakarta, Rabu 13 Mei 1998

Malam ini salemba begitu hening, hanya sesekali suara sirene ambulance Rs. Cipto memecahkan heningnya malam, mungkin ini adalah korban dari kerusuhan yang terjadi siang tadi. Dan malam ini sudah menunjukan pukul 23.15 WIB rapat konsulidasi pun masih belum dimulai suasana tampak riuh rendah seluruh mahasiswa masih membahas kejadian kemarin ditrisakti dan kejadian siang tadi. Tiba tiba bang Jugul mulai memanggil seluruh kawan kawan mahasiswa untuk masuk kedalam ruangan untuk memulai rapat konsulidasi.

"Mbon... pangil semua buat masuk ruangan lantai 2 ya... kita mulai rapat kita... gue tau semua kawan kawan Lelah, tapi Rakyat Indonesia memanggil kita sebagai anak kandung dari negri ini. Ok gue tunggu ya mbon" (Bang Jugul)"

Tak selang 5 menit seluruh mahasiswa pun sudah mulai mengisi ruangan yang telah kita sepakati semua terdiam semua mahasiswa yang hadir mulai focus apa yang akan kita perbuat untuk esok hari. Dan bang jugul pun memulai rapat ini

"Selamat malam, menjelang dini hari kawan kawan, salam perjuangan... (tiba tiba bang jugul pun berdiri, dan bersuara lantang)

Sumpah Mahasiswa Indonesia ..... Kami mahasiswa Indonesia bersumpah bertanah air satu tanah air tanpa penindasan

"Berbahasa Satu Bahasa tanpa kebohongan, berbangsa satu bangsa yang gandrung akan ke adilan ... hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia, hidup kaum miskin kota..."

Kami pun serentak mengikuti sumpah Mhasiswa Indonesia apa yang di gaungkan oleh bang Jugul

"Temen temen kita sudah tau sama tau apa yang terjadi pada hari kemarin dan hari ini, apa yang terjadi di Jakarta dan kota kota lain diindonesia. Lalu apa yang kita akan perbuat pasca kejadian ini? Kuncinya kita harus bersatu, kuncinya kita harus merebut negri ini dari penjajahan orde baru yang telah dilakukan selama 32 tahun. Gue sengaja kumpuin kalian malam ini untuk langkah apa yang akan kita lakukan beberapa hari kedepan.. kita tidak bisa berdiam diri lagi, ingat 7 hari kedepan adalah hari kebangkitan nasional disini adalah moment yang pas buat kita bangkit dari keterpurukan, moment ini yang ditunggu bangsa Indonesia. Pokoknya paling lambat tgl 20 mei 1998 harus dicatata sejarah bahwa mahasiswa Indonesia menumbangkan kediktatoran orde baru, Suharto harus tumbang dan saatnya pemuda yang memimpin bangsa ini"

Saat bang jugul sedang berbicara tiba tiba datang kawan kami dari kampus STTJ dengan sedikit nafas terengal engal dan membawa berita salah satu kawan kami hilang, entah hilang bagaimana saat itu kami tidak mengetahuinya karena keterbatasan alat komunikasi. Info yang beredar dia dijemput orang tak dikenal dikosnya. Karena ada berita tersebut akhirnya rapat malam itu kami sudahi, yang kami takutkan adanya penyusup atau intel yang mengetahui rapat kami... oh ya dijaman orde baru kami tidak bebas untuk menggelar rapat dalam membahas negara karena itu menyalahi peraturan undang undang subversive, jadi demi kesalamtan temen temen juga akhirnya rapat kami bubarkan.

Sebagian temen temen yang tidak mempunyai mobil menginap dikampus salemba, dan gue akhirnya juga memutuskan menginap dikampus salemba.

Gladis yang saat itu juga mengikuti rapat bersama gue, agak terlihat panik dan gue coba menengkannya

" bang... kok aku takut ya, kita baik baik aja kan? Ga akan kenapa kenapa kan ? iya gladis kita baik baik aja kok, kan disini banyak temen temen jangan khawatir ya... gue pasti ngelindungin kamu. Masa kamu ga percaya sama pacarnya... aku percaya bang ... selagi aku disamping kamu aku ga akan khawatir"

malam itu kami tidur diubin, beralasakan koran... tangan gladis tak pernah melepas lengan gue saat tidur gue lihat gladis tidur dengan menggigil karena memang saat itu Jakarta diguyur hujan gerimis sehingga cuaca malam itu diruangan kelaspun dingin sekali hingga menusuk tulang. Gladis gue selimutin pakai jaket PDL gue. Malam pun berlalu dan akhirnya kamipun terbangun dipagi hari

Jakarta, kamis 14 mei 1998

Selamat pagi Jakarta, selamat pagi Indonesia gue menyapa alam, dan pagi itu gue berdoa semoga hari ini ada yang berubah dari Indonesia

Waktu menunjukan jam 6.30 WIB, gladis masih tertidur pulas, gue coba bangunkan dia untuk mengajaknya pulang kerumahnya kebetulan jika dari salemba ke rumahnya tidaklah begitu jauh.

" sayaaaaankkkk ayoooo bangun ini sudah pagi, gue mau antar kamu balik kerumah...."

Gladispun terbangun

" ih apaan sih aku masih ngantuk tau.... Iya iya aku bangun... iya kamu anterin aku kerumah ya nanti aku kenalin sama mama papa ku ya.... "

" ih... apa sih kamu... mana mau orang tua mu sama aku yang aktivis, dekil dan belum punya masa depan yang baik buat kamu"

" ihhh apa sih... ya udah yuk jalan balik"

Akhirnya gue coba pamit ke temen temen yang udah bangun dan janji siang ini gue balik lagi kesalemba,     

Tidak selang lama kamipun tiba dirumah gladis yang berda dikawasan cideng timur. Rumah yang besar dengan fasilitas yang lengkap dan gue hamir ga peraya klo gladis beberapa hari ini ue ajak susah

"asalamualaikum... ma... paaaa...."

"kamu kemana aja saying mama papa khawatir bgt loh sama kamu"

"tenang mah gladis dijagain sama macan"

"hah... macan ? "

"iya mah... macan kampus, jadi aman... ini mah kenalin dia ketua himpunan mahasiswa Teknik sipil"

"pagi om... tante.... Maaf ya gladis beberapa hari ini sama aku om tan... dia baik baik aja kok, dan aku jagain tanpa ada kekurangan satu apapun"

" makasih ya dik... dah mau jagain gladis yang manja ini"

"hah... dia manja ya tan... kok sama aku malah ga manja"

"ihhhh apa sih mamah nih bikin malu aja buka kartu"

"mah temanin pacarku dulu ya ... akum au mandi dah lengket semua ini badan smaa rambut"

"iya dis mama temenin...."

Oh ya saat gue di ruang tamu gue coba perhatiin beberapa foto yang dipajang didinding rumah gladis ternyata banyak foto presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno, tak selaang berapa lama papa gladispun keluar dari balik kamar

"pah ini kenalin temennya gladis.... Dia yang nemenin gladis dalam beberapa hari ini loh... info gladis dia ketua HIMA Teknik Sipil"

" Halo dik"

"Halo om selamat pagi"

"oh ya bagaimana perkembangan pergerakan mahasiswa beberapa hari kedepan ? kamu ikut demo ga? "

" waduh om blom tau ini tapi rencananya kita akan ada aksi besar mungkin dimulai senin besok karena beberapa kampus masih meliburkan kampusnya"

" ow gtu... "

"iya om.. "

Tak selang lama gladispun selsai mandi dan selesai ganti pakaian... saat gue ngelihat gladis abis ganti pakaian dengan menggunakan pakaian tangtop warna putih dan celana pendek warna hitam... tak menyangka pacar gue terlihat tambah cantik banget.

"pah bang Ys ini bbaik banget loh.. dan orangnya ga macem macem... aku dijagain dia selama beberapa hari ini"

" makasih ya dik sudah jagain gladis"

"oh ya kamu mandi sana... nanti bibi siapin anduk buat kamu... abis mandi kita sarapan sama mama papa"

"ih malu aku mandi dirumah kamu dis"

" udah dik mandi dulu sana dekil banget kamu, nanti baju pakai aja pakaian nya kaka nya gladis..."

Oh ya gladis ternayata punya kaka yang sudah meninggal kebetulan sepantaran gue.. kakanya meninggal karena korban narkoba putau. Memang dijaman itu putau banyak merengut generasi muda .. alhamdulillah gue ga pernah mau kenal sama yang Namanya narkoba... akhirnya gue mandi dan pakai celaan dan pakaian nya kakanya gladis ...

"ihhhh gantengnya pacarku kalo udah mandi ya ... dan pakaian mas jingga juga pas kok cocok buat kamu"

"iya dis ,,,, "

"ayooo nak mari makan"

Akhirnya kami pun bergegas keruang makan dan melahap sajian yang sudah disajikan oleh bibi, kebetulan perut ini dah laper banget ... tanpa malu malu lagi gue hajar tuh makanan.... Saat melahap makanan gladis mengajukan ijin sama orangtuanya untk bisa sewa kos agar tidak kejauhan kekampus

"mah ... pah.... Aku mau ijin boleh ga klo aku kos... agar aku deket ke kampus... agar aku juga bisa berjuang sama bang Ys... tanpa harus kepikiran pulang kerumah saat berjuang nanti"

"hah.... Berjuang maksud kamu? Iya mah akum au berjuang untuk Indonesia yang lebih baik... aku terdorong sebagai mahasiswa aku harus jadi pelaku sejarah seperti papa, bukan hanya menjadi saksi sejarah.... Boleh ya pa ... ma pleaseeee... ?"

Waduh gue nih yang kena klo bokap nyokapnya ga setuju ... snagkain nanti gue yang nyuruh nyurus ...

" boleh kok.... Tapi papa gam au ya kamu menyalah gunakan kepercayaaan papa ingat itu, cukup papa kehilangan mas jingga... papa saying kalian semua"

" kalo mama sih terserah papa aja dan mama gam au ngelarang anak mama yang sudah memiliki keputusan bulat... buat mama itu bagus kok... jadilah pejuang yang membanggakan keluarga... "

" ya ampun mama papa aku sayang kaliaaaaaaaaaannnnn"

Anjrittttttttttttttttt gue terdiam melihat harmonisnya keluarga mereka dan demokratis banget, akhirnya rituall sarapan kamipun selesai dan gue akhirnya pamit buat balik lagi kesalemba

"om... tante aku pamit ya ... "

"loh kok buru buru amat... lagian masih pagi kok ini"

" iya om dan tan aku masih harus kesalemba buat menyusun kegiatan beberapa hari kedepan"

" waaaitttttt aku ikut ya" gladis tiba tiba memotong pembicaraan

"dissss biar aman gmana kalo kalian pakai mobil saja, kamu bisa nyetirkan ? "

"bisa kok om... tapi aku bawa motor temen kosan itu harus au balikin karena pasti temen ku nungguin"

" motor nanti biar supir om aja yang anter ke kosan kamu kasih alamatnya aja"

"waduh makasih om"

Gue pun langsung berangkat menuju salemba dengan gadis, tapi ga tau kenapa gue sama gladis penasaran untuk lewat glodog untuk sekedar melihat lihat Kawasan glodog apakah lokasi tersebut mendapat serangan dari penjarah karena gue tau ini adalah Kawasan para pedagang etnis cina terbesar. Setelah kami tiba dikawasan glodog dan benar saja pagi itu terlihat banyak kerumunan orang yang menyerbu ke toko khusus nya electronic, saat tiba didekat perempatan stasiun kota entah masa datang dari mana tiba tiba menunjuk mobil kami dan tiba tiba mereka berteriak untuk meminta kami membuka kaca mobil... dan kamipun membuka kaca mobil.

Awalnya kami disuruh turun dari mobil dengan nada membentak

"woi.... Berenti berenti ...."

"buka kaca !!!!"

" turun lo...... dasar orang kaya !!!!

Dan akhirnya gw pun gam au kalah gertak dan untungnya gladis ada membawa almamater kami yang kebetulan almamater kampus kami berwarna kuning

"wah sabar masssss, saya ini mahasiswa sedang survei .... Jangan asal gtu donk.... Sebebranya ada apa ini ? "

" ow maaf mas saya pikir anda cina.......... Ok silahkan mas anda jalan"

Akhirnya kamipun melaju tancap mobil kami melalui tol ancol karena jika lewat jalan protokio kami takut diberhentikan secara membabi buta oleh massa pada saat itu, gladispun merasa takut selama perjalanan.

Akhirnya 30 menit kemudian kami tiba disalemba, dan ternyata kawan kawan yang semalam kumpul sudah mulai berdatangan.

Rencan hari ini kami akakn lakukan konfersi pers terhadap kejadian beberapa hari lalu mulai dari tragedy trisakti maupun penculikan aktifis mahasiswa.

Kita sepakat untuk konfrensi Pers diwakilkan oleh Bang Jugul, Gue dan bang nico. Selesai konfrensi pers kami pada hari itu kami lakukan konsulidasi untuk segera bergerak dan mendesak kampus untuk dapat mengaktifkan perkuliahan yang beberapa hari ini diliburkan. Dan setelah kampus aktif kembali maka tugas kami  mengumpukan mahasiswa untuk aksi besar besaran menuju Gedung MPR/DPR untuk mendorong segera MPR mendorong pencabutan hak atas soeharto dan kami akan segera membuat pemeintahan transisi agar tidak ada kekosongan pemerintahan.

Siangnya kamipun bersama ratusan mahasiswa konvoi dari salemba  untuk mengikuti pemakaman adapun korban dari mahasiswa trisakti Mereka adalah Elang Mulya, Hendrawan Sie, Herry Hertanto dan Hafidin Royan,

Susasa dimakam begitu berduka gue yakin begitupun bumi pertiwi tak rela anak kandungnya dikebumikan saat berjuang. Sunarmi ibu dari Hafidin Royan, meratap di depan jenazah putranya: "Kenapa ditembak? Kalau dia nakal kan cukup dipukul saja? Kenapa ditembak...?"

gue yang mendengar ratapan tersebut lalu berbisik kepada ibu dari kawan kita royan,  Kita harus menang, kita harus menang! Semua pengorbanan dari royan akan kita teruskan dan tidak akan sia sia bu... kami yang akan melanjutkan walaupun resiko yang kami terima sudah jelas, keringat dan tetes darah dan air mata

saat itu gladis langsung menatap wajah gue dengan sendu lalu gladis berkata

" jika kamu harus mati dalam sebuah perjuangan aku pun rela jika nantinya kita mati dalam keadaan berjuangan, tapi kematian bukanlah dari cita cita perjuangan akan tetapi kemenangan"

"iya gladis kita akan berjuang bersama"

Sekembalinya dari prosesi pemakaman hari ini gue mencoba untuk kembali kekosan bersama gladis dan gue berjanji untuk mencarikan kosan buat gladis. Sesampainya di jalan dekat kosan gue merasa ada yang janggal dengan kondisi Kawasan kosan gue, banyak wajah yang gue ga kenal berkeliaran dan diujung jalan gue melihat 1 unit truck tronton parkir disisi jalan. Feeling gue pun merasa ga eanak dan gue memutuskan untuk balik kanan tidak jadi kekosan. Gladis pun bertanya

"kamu kenapa putar balik"

"perasaan ku ga enak kita jalan ke cipinang dulu aja sambil cari telp umum buat tanya situasi kosan sama anak anak"

"apa yang kamu rasain sih sayank aku tuh kok jadi penasaran"

"dah nanti aja aku certain"

Akhirnya kita sampai tempat telp umum, dan gue bergegas untuk telp ke kosan

"halo.... Reymond ya"

"ini bang ambon ya ....?"

"iye ini gue mond... oh ya motor lo aman besok supirnya gladis yang antar ke kosan, gue pakai mobil gladis"

"ah santai bang... bukan masalah motor, tadi abang ada yang cari tapi kok gw aneh ya badannya tegab, abang kenal"

Tanpa menjawab langsung gue tutup telpnya

"waaaahhhh bajingan bener dugaan gue"

Gladis pun bertanya

"kenapa kamu tuh"

"intel datang ke kosan nyari aku sepertinya"

"untuk sementara kita ga ke kampus dulu, kita nginap dibasecamp kampus UKI aja dulu"

"ok lah ....tapi kenapa kamu ga nginap dirumah aja kan lebih aman"

"janganlah... gue Cuma ga mau ngeliat bokap nyokap kamu repot"

"udah sih yank .... "

"ok lah kalo begitu"

Akhirnya kami meluncur ditengah gelapnya malam, lampu mobil kamipun akhirnya mampu membelah kegelapan malamnya Jakarta, Jakarta malam itu dingin dan pucat pasi... tanpa adanya keriuhan.... Gemerlapnya ibukota

Akhirnya kamipun tiba dirumanya gladis.... Tanpa banyak basa basi kami pun ditawi makan malam sama nyokapnya gladis dan gue disiapin tempat tidur di kamar kakanya gladis.

Malam itu gue Lelah banget..... gue Cuma ingin malam ini tidur tanpa dihantui masa depan Indonesia yang buruk... jadikanlah mimpi mmereka alam ini Indonesia yang lebih baik, dimana kelak saat gue memiliki keluarga bisa menikmati Indonesia yang berdaulat adil dan Makmur.

18 Mei 2019

Setelah beberapa hari gue tepar karena Lelah yang sangat menguras tenaga dan pikiran, 3 hari gue drop di rumah gladis, alhamdulillah gue dirawat seperti dirumah sediri, bokap nyokapnya gladis juga sayank sama gue.... 3 hari dalam masa perawatan dirumah gladis gue mapir putus asa, karena gue pengen banget keluar dari rumah buat bantu perjuangan temen temen. 3 hari tanpa komunikasi dengan kawan kawan niscaya bagaikan seperti hidup didalam kubur taka da satupun yang mampu ditanya kegiatan temen temn diluar sana.

Hari ini dipagi ini gue sudah mulai agak baikan, memakan semangkuk bubur ayam dipagi hari memulai aktifitas gue dihari ini, gladis yang manja pun mulai mengganggu sarapan gue

" pagi sayankkkkk ku yang manis, kamu sudah mendingan sayang? "

"pagi dis... jangan kaya gitu ah ga enak sama bokap nyokap klo didenger"

"ih ga apa masa aku mau manjaan sam apacar aku gab oleh, mama papa ga gtu kok orangnya"

Tiba tiba gladis mengecup bibir gue tanpa minta aba aba terlebih dahulu, kecupan dipagi ini membuat gue bertambah semangat memulai hari ini.

"gladis sayank gue hari ini mau kekampus, untuk mengetahui kondisi hari ini, kam mau iku?"

"tapi sayang kamu kan belum sembuh benar, akum au hari ini kamu istirahat sehari lgi agar benar benar kamu sembuh total"

"aku pokoknya hari ini mau kekampus, kasian anak anak ga ada aku kamu taukan sebebrapa pentingnya kehadiran aku di tengah anak anak di kampus"

"iya sayang, ya sudah jika kamu bersikeras, aku ikut dan temenin kamu, biarin mobil aku yang bawa, kamu istirahat aja ya"

Akhirnya pagi itu kamipun berangkat kekampus, alahkah senangnya hari ini bisa kembali kekampus bertemu teman teman seperjuangan.

Setibanya dikampus ternyata kampus gue sudah penuh anak anak yang mau aksi menuju gdeung DPR/MPR. Sumpah gue kaget sudah siap hampir 30 bus besar parkir dikampus, dan betapa terharunya gue melihat anak anak semua seperti terbakar gelora semangat mudanya.

"bang ambonnnnnnnnnnnnnnnn........... kemana aja bang, gue acrai kekosan lo katanya sudah hamper seminggu ga balik, lo kemana bang? Kemarin bang jugul nyariin lo bang"

"maaf banget ... beberapa hri ini gue drop, jadi gue tinggal dirumah gladis untuk sementara"

"wuih senangnya jadi lo bang, dah punya pacar cantik, masih bisa pula lo nginap dirumahnya, pasti baik kali ibu bapaknya ya"

" dah ga usah bahas ini, sebelum berangkat gue mau adakan rapat sekitar 30 menit untuk memperispkan erangkat aksi buat hari ini, dan rute mana yang akan kita tempuh, kita lindungi mahasiswi kit ajika nanti terjadi hal yang tak diinginkan. Absen mahasiswa yang ikut, berangkat dan pulang wajib diabsen, dan jika ada yang ijin pulang duluan kasih tau perangkat aksi ok "

Sebagai perwakilan senant dan hima akhirnya kampi berkumpul untuk membahas perangkat aksi dan gue mau tau isu apa yang ada saat rapat konsulidasi, kepada arsyad

"arsyad gue mau tau ada isu apa buat aksi nanti ?"

" untuk aksi hari ini kita menuju Gedung MPR/DPR bang, suka tidak suka hari ini kita akan kepung MPR/DPR bang, walaupun harus nyawa taruhannya"

"ok... sebelum berangkat aksi langkahnya kita berdoa semoga perjuangan ini tidak sia sia dan kita diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan perjungan kita di ridhoi"

Akhirnya kami tepat di jam 11 siang berangkat menuju Gedung DPR/MPR melalui rute cawang, dan gatot Subroto

Setibanya di depan komdak seluruh mahasiswa sudah melakukan longmarch, kami pun kahirnya turun dan bergabung dengan barisan kawan kawan mahasiswa, dipagi itu jika dapat dikalkulasi mahasiswa yang turun aksi jumlahnya hamper 30 -- 50 ribu orang. Sepanjang gatot Subroto sampai jembatan taman ria dipenuhi mahasiswa

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun