Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Khal-Ra

24 Juli 2022   13:16 Diperbarui: 24 Juli 2022   13:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Bapak yang tak pernah lalai balok pentungannya itu lantas mengusung 'hadiahnya', memberikannya pada Khal, membungkuk sedikit lalu undur diri, dengan tak lupa smiling in dignity, baginya kepuasan tersendiri menjalankan his duty sepenuh hati meski sekedar mengantarkan....kotak mini?? Itulah entitas dedikasi...

Khal terpana. Sebuah kotak akrilik diam dalam pangkuan tangannya. Sesuatu yang ia kenali, yang telah lama ia cari, tampak tergeletak di dalamnya. Oh My God! Just what in the world is going on here? Khal terpukau dibuatnya. Foto buram yang dijaganya dengan ekstra hati-hati sejak dari Kanada hingga ke negeri ini dan sangat ia yakini hanya satu-satunya yang ada di dunia. Namun Khal harus takluk oleh fakta, meski hatinya sulit sekali untuk percaya, foto itu kini sepasang adanya. Yang satu foto asli, sementara kembarannya dalam bentuk guntingan koran menguning karena lamanya usia. Tak hanya itu, sehelai kertas dengan berbaris pesan yang pasti ditulis sepenuh hati menilik bentuk handwriting yang berdiri tegak rapi, serapi hasil ketikan IPhone terkini. Kening Khal berdakik-dakik. Mustahil ia tak mengenali handwriting seindah ini. Ra...???

...Kau mencarinya?...

...ini aku...

...Entah bagaimana kau  bisa memiliki sesuatu yang bahkan  aku sendiri tak pernah memilikinya...

Foto buram itu meregang di tangan Khal yang kaku menegang. Khal terhenyak. Ia lalu menerobos pintu. Menghajar tombol lift berulang kali. Menghentakan kaki agar gerbong liftnya meluncur turun secepat yang ia ingini. Iapun menerjang barikade sekuriti. Dan terus berlari. Tepat ketika hujan memutuskan berhenti. Petir tak lagi cetar terdengar. Namun klakson mobillah yang menggelegar. Dan kilat tergantikan cahaya gemerlap dari jalanan yang mampat oleh berjubal kendaraan roda empat. Khal mengumpat. Keparat. Keparat. Minggir kalian semua wahai Keparat. Nafasnya beradu pacu. Saling buru. Hingga pelarian itu terhenti di jalanan sempit buntu. Di sana Khal hanya sanggup berdiri termangu. Mata basahnya menyorot penuh luka dan pilu.

Bukalah! Demi Tuhan, muncullah! Hadirlah sekarang juga di hadapanku!

Ini aku! Ada yang harus kutanyakan padamu! Tidak, tapi ada banyak yang harus kita bincangkan wahai kau yang telah lama kumau!

Meski air mata tumpah. Tinju berkali memecah. Tak sesiapapun tergugah. Pada pintu yang menutup rapat itu tertera selembar tanda "Oper Kontrak Murah. Hubungi segera nomor di bawah"

"Rrraaaa...!!!"

Duhai, sungguh pilunya mendengar jeritan Khal jelang dini hari itu...

~((*))~((*))~((*))~

Bersambung yaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun