Aduhai Tuanku yang selalu bersuara penuh amarah, bagaimana hendak memilih bila tak satupun pintu menawarkanku selain daripada api dan kesakitan abadi. Aku menelan lidahku sendiri. Baiknya, kuputuskan saja sekalian agar tak perlu kujawab pertanyaan itu.
“Atau pintu yang keenam, mungkin? Pintu Sa’ir namanya?”
Aku melihat samudera api yang maha hebat nyalanya ketika Pintu Sa’ir terbuka. Terlihat para penghuninya yang dilumat kemarahan api, api, api dan api yang tak henti-hentinya.
“Barangkali pintu terakhirlah pintumu. Pintu ketujuh di Jahannam ini diperuntukkan bagi umat pengikut cucu Abdul Muthalib, yang telah melahap dosa-dosa besar dan mati tanpa sempat bertaubat.”
Kata macam apakah lagi yang mesti kulontarkan bila semua pintu itu hanya dan aan terus menyuguhkan api.
“Kau masih ingin keluar dari sini?” gelegar suara itu menuntut jawabanku.
Aku mengangguk cepat karena memang tulang leherku telah hancur sejak lama. Anggukan kah, gelengan kah, itu tak ada artinya. Apatah mau dibantah lagi, apatah mau dibujuk lagi, bila semua pilihan yang ada hanyalah tinggal dan menetap di sini, di tempat yang tak diingini oleh sesiapa ini.
“Bagus, kalau kau memutuskan untuk tinggal di sini. Tapi Jahannam pun memiliki tingkatan tersendiri. Kau tak dapat seenaknya menempati salah satu tingkatannya,” pemilik suara kasar itu kembali memainkan cemetinya.
“Tujuh?” tanyaku demi disaksikan ketujuh tingkatan yang dimiliki Jahannam.
“Ternyata otakmu yang sudah membubur itu, masih bisa menerka,” suara itu tak menutupi nada sinismenya. “Benar. Jahannam memiliki tujuh tingkatan. Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Dan setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.”
Sejatinya aku tak begitu ambil pusing dengan semua tingkat itu. Yang terbersit hanyalah keyakinan bahwa aku takkan sendiri di sana, begitu banyak ruang yang dimiliki Jahannam, tentu banyak pula penghuninya. Terserahlah, di tingkat mana aku kan ditempatkan asalkan banyak kawan.