Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jahannam

12 Januari 2017   16:15 Diperbarui: 13 Januari 2017   13:50 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: playbuzz.com

“Kemana lagi hendak kau bawa aku, duhai Tuan Bersuara Besar?”

“Lupakan soal minum. Kalau kau begitu berhasrat keluar dari tempat ini, maka sekarang pilihlah pintumu! Pintu-pintu ini yang akan mengantarkanmu pada tempatmu yang semestinya,” katanya, kemudian dijerembapkanlah aku pada sekumpulan pintu.

Seketika ucapan sangar itu tak ubahnya bak oase yang sangat menjanjikan. Tumbuhlah harapanku.  “Baik. Kali ini aku tidak akan salah pilih. Lekas, tunjukan padaku pintu itu,” ujarku mantap.

“Lihatlah pintu-pintu itu,” cemetinya yang panjang dengan lidah-lidah api menjalar  berkobar sejak pangkal hingga ujung runcingnya itu, menunjuk pada sesuatu yang disebutnya pintu.

Mataku yang mengabur oleh darah dan nanah, masih sanggup menangkap gambaran pintu dalam keremangan yang mengkhawatirkan.

“Jahannam memiliki 7 pintu. Pintu pertama dinamakan Hawiyah.”

Cemeti itu mencetar-cetar kegelapan. Sesaat kemudian hadirlah Pintu Hawiyah. Ketika daun pintunya tersibak, nampak jurang menganga lebar yang tak terukur akhirnya. Diantara api yang menjilat-jilat, tampak segolongan kaum yang menggapai-gapai, kepalanya hancur, timbul tenggelam dalam lautan api abadi.

Cemeti itu meliuk dan mencetar lagi. Tampaklah kemudian apa yang disebutnya sebagai Pintu Jahim.

“Pintu Jahim akan menyambut kaum musyrikin. Dan pintu keempat bernama Pintu Saqar, pintu yang akan terbuka lebar bagi kaum shobiin, mereka yang memuja-muja dan menyembah api. Atau kau ingin memasuki Pintu Ladha?”

Cemeti itu berkelibat menampakkan Pintu Ladha yang diperuntukkan bagi golongan iblis dan para pengikut setianya. Mereka terlihat berkubang dalam kolam bergejolak api, penuh murka dan kegeraman. Setelah itu ditampilkan pintu kelima yang dinamakan Pintu Huthomah, pintu yang akan menyambut suatu kaum tertentu lalu menghancurkannya hingga berkeping-keping.

“Sudahkah kau menentukan pilihanmu, wahai Fulaknat?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun