Â
- Peran Guru dalam Kurikulum Berbasis Digital
Â
- Tantangan lain yang dihadapi dalam pengembangan kurikulum digital adalah bagaimana mempersiapkan guru untuk mengajar menggunakan teknologi. Makarim menyadari bahwa sebagian besar guru di Indonesia belum siap untuk beralih ke pembelajaran digital. Oleh karena itu, program pelatihan dan pengembangan profesional guru menjadi kunci dalam memastikan efektivitas pengajaran di era digital.
Â
Berdasarkan pidatonya, kita dapat menganalisis bahwa Nadiem Makarim menekankan bahwa pengembangan kurikulum di era digital dan globalisasi membutuhkan fleksibilitas, integrasi teknologi yang baik, dan fokus pada keterampilan abad ke-21. Tantangan terbesar terletak pada kesiapan infrastruktur, pemerataan akses, dan kemampuan tenaga pengajar dalam memanfaatkan teknologi. Untuk itu, menurutnya kurikulum Merdeka Belajar menjadi salah satu solusi yang bertujuan mendorong transformasi pendidikan yang lebih relevan dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Â
Â
- Kesimpulan
Â
Pengembangan kurikulum di masa depan dihadapkan pada tantangan dan tren yang kompleks, yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, globalisasi, serta tuntutan keterampilan abad ke-21. Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan beberapa poin utama yang relevan untuk merancang kurikulum yang mampu menjawab tantangan zaman. Pertama, Integrasi teknologi yang memungkinkan pembelajaran yang lebih personal, interaktif, dan berbasis keterampilan. Namun, hambatan seperti kesenjangan digital dan ketidaksiapan guru untuk menggunakan teknologi harus diatasi. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memastikan bahwa mereka memiliki infrastruktur yang memadai dan program pelatihan untuk guru agar mereka dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pengajaran mereka.
Â
Kedua, globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap kurikulum dengan memunculkan standar pendidikan global yang harus diadopsi, namun tetap relevan dengan konteks lokal. Pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk menjadi warga dunia yang kompetitif secara global, sambil mempertahankan identitas nasional. Literasi lintas budaya, keterampilan bahasa, serta kompetensi global lainnya perlu diperkenalkan dalam kurikulum, tanpa mengabaikan nilai-nilai lokal yang penting bagi keberlanjutan budaya dan bangsa
Â