"Trang... Trang... Tranggg!"
Adu serangan, adu tangkisan. Sama-sama trengginas, sama-sama kuat dan tangguh.
"Setan Alas!" maki Natadenta marah, melihat semua tusukannya dapat diredam oleh Saratoma.
Panglima Natadenta meningkatkan serangannya, tapi semua berhasil dimentahkan oleh Panglima Saratoma. Kegagalan yang ditemuinya membuat Natadenta mata gelap.
"Mati Kamu, Saratoma!" teriak Natadenta kalap. Pertempuran hampir seratus jurus itu membuatnya tenaganya berkurang dan emosinya tidak terkendali.
Ini lah yang menjadi kesalahan fatal bagi Panglima Natadenta yang sebenarnya sudah kaya pengalaman bertarung dan berperang. Mungkin dilatari oleh niat yang busuk, dan tidak murni lagi tenaga dalamnya, karena selama gulung gemulung dengan Datuk Iblis Selatan, segala hal yang menjadi pantangan dilanggarnya. Dia suka begadang, mabuk-mabukan, dan main wanita. Akibatnya tenaga murninya telah tercemar dan tidak sekuat dulu.
Maka, ketika Panglima Natadenta melesat ke atas dengan melancarkan tusukan pedang membabi-buta, Panglima Saratoma tidak menunggu datangnya serangan atau hanya sekedar menangkis saja. Tubuh tinggi besarnya segera melejit ke udara, memutar pedang di tangan kiri membuat perisai pelindung dan pedang di tangan kanannya melontarkan tusukan jarak jauh dari gabungan jurus Perisai Kembar Maut dan Bayangan Sejuta Pedang.
"Syuut... Syuut... Syuuttt!"
"Sraat.. sratt... Sraatt!"
Dua tiga tusukan Jurus Pedang Menusuk Rembulan merah masuk ke lingkaran Perisai Maut, tersedot dalam putaran dan dimuntahkan kembali ke luar lingkaran dengan menyisakan cabikan mata pedang di pakaian biru yang dikenakan oleh Panglima Natadenta.
Sengatan pedang itu, membuat Panglima Natadenta terkejut meski tidak membuatnya terluka maka dia bergegas menarik ujung pedangnya, sayang semua yang dilakukannya itu sudah masuk ke perhitungan masak dari Panglima Saratoma.