Sang anak yang tahu makanan kesukaan ibunya, lantas pergi ke pasar untuk membelikan sate ayam. Ya, sate ayam adalah makanan kegemaran sang ibunda tercinta.
Berbekal uang Rp 22.000 di saku celana, berangkatlah laki-laki sederhana itu. Dikayuhnya sepeda dengan penuh semangat. Dia belum memiliki sepeda motor. Peluh pun bercucuran di tengah terik matahari.
Singkat cerita, sang anak pun membawa sate ayam kesukaan ibunya seharga Rp 20.000.
"Umi. Lihatlah apa yang kubawa. Ini makanan kesukaan Umi. Ayo, Mi, dimakan ya."begitu sang anak merayu ibunya.
Sang ibu masih kurang percaya dengan apa yang dilihatnya. Sang anak pun dengan sigap menyodorkan sate dan menyuapi ibunya. Masya Allah.
Sambil berkaca-kaca si ibu ini terharu dengan sikap anak laki-lakinya. Ibunya tahu persis kalau sang anak tak memiliki banyak uang. Dalam hati sang ibu pun berdoa kepada Allah,"Semoga Allah memberimu rizqi yang lebih."
Hati sang ibu bercampur aduk antara bahagia dan sedih, terharu. Bahagia karena melihat dan merasakan kasih sayang anaknya yang begitu besar. Sedih karena tahu bagaimana kondisi anak laki-lakinya yang tidak banyak memiliki harta.
Usai menyuapi sang ibu, si anak laki-laki mulia ini berpamitan pada ibunya.
"Umi, saya pamit. Kalau ada perlu apa-apa segera kabari ya. Umi baik-baik saja di rumah."
"Selepas sholat Dhuha, saya mau pergi, janjian ketemu sama orang."
Selepas sholat Dhuha, sang laki-laki shalih itu pun berangkat untuk bertemu dengan orang. Dengan uang tersisa Rp 2.000 saja di saku celananya.