Rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terpadu Tanjung Api-Api , film 3D animasinya pun diputarkan. Jelas terekam beragam pembangunan bagi kawasan pelabuhan terintegrasi; mulai coal terminal, container terpadu, kilang minyak, hingga kawasan perkantoran.
“Kesemua itu akan kita rampungkan 2018,” ujar Alex.
Hadirin bertepuk tangan riuh.
Saya tangkap aura optimis di wajah-wajah hadirin.
Terobosan jarak, bila jalan darat dari Palembang menuju Pagar Alam - - kota dengan hamparan kebun teh, berlimpah air terjun berpanorama unik - - bisa mencapai 10 – 12 jam. Perhari itu diresmikan Lapangan Terbang Atung Bungsu, dapat didarati pesawat berbadan sedang.
Saya simak Alex ketika kami hendak menaiki heli. Ia menghampiri rombongan penumpang pesawat dari Halim, Jakarta, baru saja mendarat. Alex menanyakan berapa ongkos? Warga menjawab, mereka membeli tiket di rentang harga Rp 300 sampai Rp 700 ribu. Wajah para penumpang itu cerah. Beberapa di antaranya minta berfoto.
“Pak, pak selfie Pak,” ujar seorang ibu.
Disaat tulisan ini hendak saya upload, Alex Noerdin sedang dalam perjalanan pulang dari Honolulu, Hawaii, USA. Ia diminta berbicara di forum International Union for Conservation of Nature (IUN), 6-9 September 2016, forum dunia membahas kerusakan lingkungan dan penanggulangannya.
Ketika sempat tiga hari di Palembang pulang dari Panama, 30 Agustus 2016 lalu, mengikuti Bonn Chalenge, juga bertema solusi kerusakan hutan karena pembabatan dan alam, Alex mengatakan tekadnya untuk mengembangkan hutan kota.
Saat ini Kawasan Wisata Hutan Punti Kayu, seluas 40 hektar, bisa ditabalkan menjadi hutan kota, digapai belasan menit saja dari pusat kota. Hutan kota titik perhatian Alex juga mestikan dikembangkan.
Menyimak derap gerak pembangunan Sumsel, Palembang khususnya, hampir satu kwartal ini saya senang bulak-balik ke sini, selain makan Pempek, melahap Pindang Gabus, mengunyah ikan goreng Seluang, kecil-kecil berderuk-deruk gurih. Susana ini tentu berbeda sekali dengan situasi dan kondisi Jakata dalam tempo sama saya rasakan.