Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah Umum Seorang Citizen Reporter

14 November 2011   17:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Kemarahan sumpah yang sama, yang diucapkan kedua orang tuanya semasa Oki kecil, membuat dirinya “lari” minggat memendam pilu. Keterbatasan ekonomi keluarga, membawanya mara ke tanah Jawa, ke Jogya: dari otodidak menggambar, menjadi pembuat tato, kini naik kelas ke pedagang aneka kalung meta, menerima pesanan huruf hias buatan tangan.



Di saat saya menulis urut-urutan naskah film; mulai dari premis, sinopsis, lalu skenario, dua anak muda memesan nama tujuh huruf. Sambil menggergaji pelat 1,5 mm, ia mendengar penjelasan singkat saya takzim.



Waktu sudah pukul 16.15 petang. Saya pamit. Oki minta nomor HP saya. Bila tidak ada janji kembali dengan kawan-kawan peserta pelatihan Jurnalisme Investigasi, 19 -21 Agustus 2008 yang diadakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) - - di antara peserta adalah relawan kependudukan; termasuk waria, gay, lesbian dan PSK - - pastilah saya didaulat untuk terus mencangkung di situ.



Ketika berjabatan tangan, Oki lalu memeluk badan saya erat. Erat sekali. Entah karena terkesima dengan cara Oki mendekap, Oyok pun melakukan hal sama. Saya lihat ketulusan hati dari dua sosok pengusaha di bilangan Malioboro, Jogja, itu.



“Kami ini senasib Bang, setiap hari harus mengintai tempat kosong, agar bisa berjualan,” ujar Oyok.

Sesampai di kantor PKBI, di bilangan Badran, Jogja, sebagai fasilitator pelatihan di saat saya harus berdiskusi menutupi sesi hari kedua bersama 23 peserta, SMS dari Oki masuk.



Ia memberi alamat ibunya, Yurni Bahar, Kantor Camat VII, Koto Sungai Sarik, Pariaman, Sumatera Barat. Dalam hati saya, agaknya, Oki sudah lama nian tak bersua dengan bundanya. SMS itu membuat saya taragak (terkenang) akan kampung jauh di mato.

Melihat tajam tatapan mata Oki, juga kegigihan Oyok, saya hakkul yakin, suatu saat Oki akan menjadi penulis naskah film yang hebat. Dan Oyok akan menjadi penjual gulali di mal besar di kota besar, dengan beragam inovasi produk gulalinya. Amin!



Iwan Piliang, literary citizen reporter, blog-presstalk.com, disela-sela menjadi fasilitator pelatihan jurnalisme investigasi, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Jogyakarta, 19-21 Agustus 2008.

Catatan: BAHAN Tulisan di atas disampaikan untukKuliah Umumdi Almamater saya: Fakultas Komunikasi, Jurusan Junalistik,Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Lenteng Agung, Jakarta, 15 November 2011, pukul 10.30 - 12.30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun