Itha segera memeluk Baso. Lelaki perkasa disebelahnya ternyata gentleman. Dalam diam dia ingin menepati janjinya.
*****
Dulu, dalam lelah diujung perjalanan hiking, mereka tiba di tepi Tangkuban Perahu. Baso, sengaja mengajak Itha untuk menjauh dari teman-temannya. Di tepi tubir jurang Tangkuban Perahu,
Baso menengadahkan tangannya, “Ya Allah, kekalkanlah cinta kami, hingga ada kesempatan bagi hamba membawa malaikat kecil hamba ini, ke danau yang serupa. Kelimutu”.
Itha mengaminkan. Meski tak seluruhnya mengerti, mengapa Kelimutu.
“Ada apa dengan Danau Kelimutu itu Daeng?” tanya Itha.
“Danau itu, lambang Cinta abadi bagi masyarakat Flores. Lambang cinta, antara Inggit dengan Soekarno”. Jawab Baso dengan haru.
Baso meraih Itha, dua insan berpelukan. Meski, Itha masih tak sepenuhnya mengerti, apa arti kelimuthu.
*****
Kini, disaat anak-anak telah besar, mereka sudah pergi semua, ada yang kuliah dan ada yang di Pesantren. Baso memenuhi janjinya ditepian Tangkuban Perahu dulu, untuk membawa Itha ke Kelimuthu.
Genggaman tangan Baso pada Itha semakin erat, bergegas mereka menuju Hotel Flores Mandiri, sementara dibelakangnya, dinginnya angin teluk Sawu mengiringinya, seakan hendak mendahului Itha dan Baso.