Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Doom Spending: Jebakan Konsumtif di Tengah Resesi - Kisah Pribadi

2 Oktober 2024   10:56 Diperbarui: 2 Oktober 2024   13:17 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Doom Spending/FB Isur Suryati

Alih-alih berbelanja untuk menghilangkan kebosanan atau stres, coba eksplorasi hobi baru seperti membaca, berolahraga, atau berkumpul dengan teman-teman.

- Mencari Dukungan Sosial

Berbicara dengan keluarga atau teman yang mengerti situasi Anda bisa sangat membantu. Bahkan, beberapa orang mungkin perlu berkonsultasi dengan terapis untuk mengatasi masalah kecemasan atau stres yang mendasari perilaku konsumtif.

Doom spending bukan hanya masalah individu, tetapi juga fenomena sosial yang mencerminkan ketidakstabilan ekonomi dan tekanan hidup yang dihadapi masyarakat saat ini. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan dari berbagai sisi: individu, masyarakat, dan pemerintah.

Saran untuk Pemerintah

- Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Pemerintah perlu memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan mental dan pendidikan keuangan bagi masyarakat agar individu dapat mengelola stres dan keuangan mereka dengan lebih baik.
 
- Regulasi yang Ketat Terhadap Periklanan

Periklanan yang manipulatif sering kali menjadi pemicu doom spending. Pemerintah perlu menerapkan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi konsumen, terutama dalam hal pinjaman online dan promosi barang-barang konsumtif.

Saran untuk Masyarakat

- Membangun Kesadaran Finansial

 Masyarakat perlu lebih sadar tentang dampak doom spending dan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun