2. Faktor Sosial dan Budaya
- Tekanan Sosial Media
Media sosial memiliki peran besar dalam mendorong perilaku konsumtif. Melalui platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook, pengguna sering kali melihat orang lain yang tampak hidup dalam kemewahan, yang mendorong mereka untuk mengikuti gaya hidup serupa.Â
Fenomena ini dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), yaitu ketakutan akan ketinggalan tren atau kesempatan yang membuat seseorang lebih terdorong untuk membeli sesuatu agar tetap relevan.
- Iklan yang Menyesatkan
Industri periklanan sangat pandai memanipulasi emosi konsumen. Iklan sering kali dirancang untuk memanfaatkan ketidakamanan atau kebutuhan sosial konsumen, menciptakan perasaan bahwa produk tertentu akan meningkatkan status sosial atau memberikan kebahagiaan yang abadi.
3. Kondisi Ekonomi
- Ketidakpastian Ekonomi
Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, orang merasa cemas tentang masa depan mereka, yang pada akhirnya memicu perilaku konsumtif sebagai bentuk pelarian. Orang mungkin merasa bahwa membeli sesuatu sekarang lebih baik daripada menunggu dan menghadapi kemungkinan harga yang lebih tinggi atau ketidakmampuan untuk membeli di masa mendatang.
- Inflasi dan Krisis Ekonomi
Kenaikan harga barang-barang pokok dan kebutuhan sehari-hari mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun, ironisnya, inflasi justru dapat mendorong orang untuk berbelanja lebih banyak, dengan alasan bahwa harga barang akan terus naik sehingga lebih baik membeli sekarang sebelum harganya semakin mahal.
Dampak Doom Spending
Doom spending memiliki banyak dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat luas. Berikut adalah beberapa dampaknya: