Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Viralnya "Pick Me Girl" dan "Pick Me Boy": Sebuah Fenomena Manipulasi Perhatian di Era Digital

16 Mei 2024   21:54 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pick Me Culture" dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Berikut adalah beberapa dampak yang paling menonjol:

Menciptakan Lingkungan Beracun

 Perilaku "pick me" dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan kompetitif, di mana orang saling menjatuhkan untuk mendapatkan perhatian. Ini dapat mengarah pada persaingan yang tidak sehat dan ketidakpercayaan di antara teman sebaya, merusak dinamika kelompok.

Merendahkan Diri Sendiri

"Pick Me Girl" dan "Pick Me Boy" sering kali terjebak dalam siklus mencari validasi eksternal, yang dapat berakibat pada rendahnya harga diri dan rasa tidak aman. Mereka mungkin mulai meragukan nilai diri mereka sendiri, karena kebahagiaan dan harga diri mereka bergantung pada persetujuan orang lain.

Memicu Perundungan

Perilaku merendahkan dan memanipulasi yang terkait dengan "pick me culture" dapat berkontribusi pada budaya perundungan dan cyberbullying. Ketika seseorang terus-menerus berusaha menonjol dengan merendahkan orang lain, hal ini dapat mendorong perilaku perundungan, baik secara langsung maupun online.

Analisis dan Perspektif

Fenomena "pick me" dapat dianalisis dari berbagai perspektif yang berbeda, yang memberikan wawasan lebih dalam tentang mengapa perilaku ini muncul dan bagaimana dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

Perspektif Psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun