Istilah "pick me" baru-baru ini menjadi viral di media sosial, terutama di TikTok. Di balik frasa sederhana "jemput aku" atau "pilih aku", terdapat makna tersembunyi yang mengacu pada individu yang rela melakukan apa pun demi mendapatkan perhatian.Â
Fenomena ini, yang dikenal sebagai "pick me culture", telah menjadi topik diskusi hangat, memicu berbagai analisis dan perspektif.
Istilah "pick me" bukanlah sesuatu yang baru. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke komunitas online dan forum awal, di mana pengguna sering menggunakan frasa tersebut untuk menarik perhatian romantis.Â
Dalam konteks awal, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan individu yang menunjukkan perilaku tertentu untuk menonjol di antara kerumunan, dengan harapan menarik perhatian seseorang yang mereka minati secara romantis.Â
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, istilah ini telah mengalami perluasan makna, melampaui konteks romantis dan menjadi lebih umum dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
Perkembangan media sosial telah memainkan peran besar dalam evolusi istilah ini.Â
Platform seperti TikTok, Twitter, dan Instagram telah memberikan ruang bagi pengguna untuk menunjukkan diri mereka dengan cara yang sangat spesifik demi mendapatkan perhatian dan validasi dari orang lain.Â
Di sinilah istilah "pick me" mendapatkan maknanya yang lebih luas dan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di dunia digital.
Ciri-Ciri "Pick Me Girl" dan "Pick Me Boy"