Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Pak Dudidam:
Pak Dudidam menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan penugasan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan murid. Terdapat tiga skenario tugas yang berbeda, masing-masing disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman konsep murid.
Dalam diskusi dan kegiatan kelompok, ia memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk membahas jenis iklan yang berbeda. Hal ini memungkinkan murid dengan kemampuan berbeda untuk belajar satu sama lain dan mendiskusikan perbedaan antara jenis iklan yang mereka telaah.
Cara Pak Dudidam Melakukan Penilaian:
Pak Dudidam melakukan penilaian dengan memeriksa tugas individu yang dikerjakan oleh murid. Tugas ini berbeda-beda sesuai dengan skenario yang diberikan kepada murid.
Ia mendorong murid untuk membuat iklan yang efektif sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan iklan.
Penilaian dilakukan berdasarkan sejauh mana murid dapat menangkap makna secara kontekstual terkait dengan iklan yang mereka buat.
Dalam penilaian, ia memperhatikan kemampuan murid dalam merumuskan pesan utama, menargetkan audiens yang sesuai, serta penggunaan fitur kebahasaan dan desain yang efektif dalam iklan yang mereka buat.
Dengan demikian, Pak Dudidam berusaha memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan berbagai strategi, seperti diskusi, kegiatan individu, kelompok kecil, dan tugas berjenjang. Ia juga berfokus pada pemahaman konsep dan penggunaan praktisnya dalam membuat iklan, sehingga membantu murid mengembangkan kemampuan yang beragam dalam menganalisis iklan dan berkomunikasi secara efektif.
Situasi 4 - SMA
Bu Derana, seorang guru Biologi di SMA, telah menetapkan tujuan pembelajaran yang berfokus pada analisis tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk ancaman dan pelestariannya, untuk murid-murid Kelas 10. Menghadapi situasi pandemi, Bu Derana memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran flip.
Dalam pendekatan ini, sebelum pertemuan daring dengan guru, murid-murid diminta untuk mempelajari materi secara mandiri. Bu Derana telah menyiapkan paparan materi yang mencakup konsep kunci keanekaragaman hayati dan tingkatannya, termasuk keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik. Dia juga menyediakan beragam sumber belajar yang terkait dengan wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia, seperti artikel dari koran dan video dari organisasi lingkungan.
Untuk memandu belajar mandiri murid-murid, Bu Derana menyusun pertanyaan pemandu. Setelah tahap ini, mereka mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka, di mana setiap murid memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya, memastikan keterlibatan dan pemahaman yang baik. Selain itu, Bu Derana meminta murid-murid untuk membuat jurnal refleksi sebagai bagian dari proses belajar mandiri sebelum memasuki pertemuan sinkron melalui Google Meet.
Dalam tahap pertemuan daring, Bu Derana memulai dengan pertanyaan pemantik untuk memulai diskusi. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup topik seputar keanekaragaman hayati yang memperkaya pemahaman murid tentang konsep tersebut. Selama diskusi daring, Bu Derana aktif mengamati jawaban murid untuk mendeteksi miskonsepsi atau kesulitan yang mungkin dihadapi.
Saat akhir diskusi, Bu Derana memberikan tantangan kepada murid untuk membuat paket informasi digital yang mengidentifikasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di lokasi Indonesia tertentu dan memberikan rekomendasi penanganannya. Murid diberi kebebasan memilih lokasi berdasarkan kasus nyata di Indonesia dan bentuk paket informasi sesuai preferensi mereka. Selama proses pembuatan, Bu Derana memberikan slot waktu khusus untuk bertemu dengan murid yang membutuhkan bantuan tambahan. Ia menjelaskan konsep dan memberikan contoh tambahan untuk memastikan pemahaman yang mendalam.
Dengan metode flip learning dan pendekatan interaktif ini, Bu Derana berusaha memastikan bahwa murid-murid memahami konsep keanekaragaman hayati dan tantangan yang dihadapinya di Indonesia, serta dapat menerapkan pengetahuan ini dalam bentuk paket informasi digital yang sesuai.
Jawaban