Ketiga, dari manual ke digital. Dulu seorang guru akan mengajar dengan teknik manual dan sederhana, yakni menerangkan, menyuruh peserta didik menulis, lalu memberikan ulangan berupa test isian.
Sekarang, guru mengajar dengan teknik digital, dan memanfaatkan teknologi. Umpama, membagikan power point di whatssapp grup kelas, atau mengajar di studio mini secara virtual, zoom meeting, dan lain-lain. Saat tes, guru juga memanfaatkan google form atau metode quizziz.
Keempat, berselancar ke situasi vuca. Bila sebelum pandemi, kita mengajar dengan suasana yang aman, nyaman, dan berjalan seperti biasanya. Maka, masa setelah pandemi, guru dituntut untuk terbiasa dalam situasi yang tidak menentu atau volatility Uncertainty Complexity Ambiguity(VUCA).
Umpama, saat sedang tatap muka, tiba-tiba ada satu peserta didik terindikasi covid-19. Maka, mau tidak mau sekolah pun ditutup, pembelajaran dilakukan secara daring. Untuk menyikapi hal tersebut, guru harus sudah siap. Dengan cara bersikap menerima, memaklumi, dan tidak mengeluh atau ngomel-ngomel tidak karuan. (*)
#TDK Kurikulum Merdeka
#Mengajar di Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H