Kedua, seperti hukum ekonomi bahwa tingginya permintaan akan menyebabkan naiknya harga sebuah produk barang atau jasa.Â
Begitu pun dengan pendidikan. Semakin tinggi minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sebuah perguruan tinggi tertentu, yang dianggap masyarakat baik dan berkualitas.Â
Maka, sekolah itu akan menjadi rebutan, sehingga menjadikan biaya untuk masuk ke sekolah tersebut mahal dan hanya terjangkau oleh orang-orang yang memiliki banyak uang saja.Â
Ketiga, adanya perubahan pada status pendidikan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pemerintah telah mengeluarkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang badan hukum pendidikan. Dalam aturan tersebut, perguruan tinggi saat ini berstatus sebagai Badan Hukum Milik Negara.Â
Oleh karena itu, tanggung jawab pengelolaan pendidikan berpindah dari pemerintah ke pemilik badan hukum tersebut, dalam hal ini perguruan tinggi. Hal inilah, salah satu yang menjadi penyebab biaya kuliah di perguruan tinggi favorit semakin mahal dan tidak terjangkau.
Ilmu Investasi ala Pak Husin
Ketika kita memutuskan untuk investasi, tentu saja harus direncanakan dari awal. Tidak bisa kita berinvestasi saat ini, dan berencana akan dicairkan tahun depan.Â
Investasi pada umumnya akan memberikan imbal hasil yang menguntungkan, saat dilakukan dalam jangka panjang. Umpama antara 2-3 tahun, 5-10 tahun, dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagi Anda pasangan muda yang baru memiliki satu atau dua anak yang masih balita. Perlu kiranya untuk segera berpikir tentang investasi.Â
Bagaimana cara kita sebagai orang tua mempersiapkan dana yang cukup untuk membiayai pendidikan anak beberapa tahun yang akan datang. Agar saat biaya kuliah mahal pun, kita masih bisa menyekolahkan anak kita di tempat yang mereka inginkan.Â
Saya sering mendengar cerita tentang bagaimana orang tua pontang-panting mencari uang ke sana ke mari untuk biaya kuliah anak tercintanya. Bahkan, dengan meminjam kepada sanak saudara, tetangga, dan handai taulan. Banyak pula orang tua yang terjerat rentenir, pinjaman online, dan lain-lain. Hal itu, disebabkan oleh kurangnya persiapan dan perencanaan matang terkait dana pendidikan.Â