Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memilih Investasi Jangka Panjang untuk Biaya Pendidikan Anak

1 Agustus 2022   14:57 Diperbarui: 2 Agustus 2022   03:15 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi pendidikan (Istockphoto/William_Potter)

Jika dia mau melanjutkan pendidikannya ke jenjang tersebut. Jika pun tidak, tetap saja saya harus menyiapkan dana. Mungkin, anak-anak mau membuka usaha, mencoba berbisnis, dan lain-lain. Apapun pilihan mereka, saya berjanji akan terus mendukungnya. Biaya yang diperlukan untuk pendidikan tentu akan berbeda dari jumlah yang dikeluarkan pada tahun tersebut. 

Mengapa biaya kuliah mahal?

Jika kita bandingkan dengan kondisi sepuluh tahun yang lalu. Sebenarnya, biaya untuk kuliah itu tetap saja. 

Jika pada tahun 2000, saat saya kuliah biaya kuliah berkisar antara Rp 600.000 - Rp 700.000 untuk satu semester. Pada tahun 2022 biaya tersebut meningkat menjadi antara Rp 5 juta - Rp 7 juta. 

Menurut saya, masih wajar mengingat harga emas pada tahun 2000, berada di kisaran harga Rp 71. 875 per gram. Sedangkan harga emas pada tahun 2022 sekitar Rp 871.000. Jadi, bukan menjadi semakin mahal. Tapi, memang karena nilai uangnya saja yang menurun.

ilustrasi investasi |Pexels.com/Anna Nekrashevich
ilustrasi investasi |Pexels.com/Anna Nekrashevich

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, pertama inflasi yakni kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Sudah menjadi rahasia umum, jika setiap tahun kita akan mengalami inflasi. 

Tentu saja dengan prosentase yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan akan sebuah produk barang atau jasa, jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, naiknya biaya untuk memproduksi sebuah barang, hingga pengaruh dari luar negeri. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 1, 68 persen. Jumlah ini merupakan tingkat inflasi paling kecil jika dibandingkan dengan inflasi pada sepuluh tahun sebelumnya yang mencapai angka 8, 38 persen pada tahun 2013. 

Dengan adanya inflasi yang seperti itu, mau tidak mau akan berdampak pada terpuruknya kondisi perekonomian masyarakat, karena harga barang dan jasa menjadi tidak terjangkau. 

Selain itu, nilai mata uang pun akan semakin menurun. Akibatnya, para pemilik tabungan akan menarik uangnya dari bank. Dengan demikian, biaya pendidikan pun dalam hal ini kuliah akan menjadi semakin mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun