Karena, gadis yang suka duduk di depan pintu, tentu saja akan menghalangi masuknya tamu ke rumah tersebut. Bila ada lelaki yang menginginkan gadis tersebut, maka dia akan berpikir, "Ah, gadis ini mah suka duduk di depan pintu, saya kurang suka kebiasaannya." Tidak jadi tuh si lelaki melamar gadis tersebut, akhirnya ya jadi susah mendapat jodoh.
c. Ulah make baju bari leumpang, pamali bisi teu kalaksanakeun cita-cita. Artinya tidak boleh memakai baju sambil berjalan, akibatnya tidak akan tercapai cita-cita.Â
Orangtua zaman dulu sudah paham betul jika cita-cita itu harus diperjuangkan. Perjuangan yang dilalui dengan berproses tahap demi tahap. Maksudnya, jika kita adalah orang yang sudah dapat mengelola diri sendiri. Kapan harus bangun, mandi, berganti pakaian, dan berangkat sekolah atau kerja.Â
Maka, kebiasaan memakai baju sambil berjalan tidak akan terjadi. Karena kebiasaan ini hanya akan dilakukan oleh orang yang kurang persiapan dalam segala hal di hidupnya.Â
Umpama tidur larut malam, bangun kesiangan, baju belum disiapkan, tugas-tugas belum kelar dikerjakan. Ya, tentu saja dapat dipastikan cita-citanya tidak akan terlaksana.
d. Ulah mandi pabeubeurang, bisi trh pot. Artinya, dilarang mandi siang hari, mungkin antara pukul 9-10 pagi, akibatnya kulit akan cepat keriput.Â
Masuk akal sekali kapamalian yang satu ini. Sebab, memang begitulah realitanya. Secara agama dan kesehatan, mandi yang baik itu di pagi hari, sebelum subuh.Â
Dengan mandi pagi hari, banyak khasiat yang akan kita dapat diantaranya mengurangi peradangan pada kulit, meningkatkan daya tahan tubuh, melawan berbagai penyakit, dan dapat menyebabkan awet muda. Tertarik gak, tuh.
e. Ulah ngaput ti peuting, bisi pondok umur. Artinya jangan menjahit baju pada malam hari, akibatnya akan berumur pendek.
Orangtua zaman dahulu, paham betul gunanya waktu malam untuk beristirahat.Â
Memang jika kita sibuk menjahit di malam hari, apalagi penerangan kurang maksimal. Maka beberapa hal buruk pada kesehatan tubuh akan terjadi. Seperti tertusuk jarum, mata perih dan berair, badan pegal-pegal.Â