Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ghozali Everyday dan NFT, Bukti Bahwa Gen Z Berkualitas Unggul

18 Januari 2022   09:12 Diperbarui: 20 Januari 2022   10:46 2311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Ghozali Everyday |tribunnews.com

Namun, Ghozali telah menangkap peluang emas tersebut dengan baik. Ia berhasil mengkolaborasikan antara kecerdasan IT yang dimiliki dengan kecerdasan finansial. 

Padahal, sebagai anak muda, jika ia tidak visioner. Bisa saja Ghozali membagikan hasil swafoto-nya tersebut di media sosial, umpama facebook, instagram, dan twitter. 

Tentu saja, yang akan ia dapat hanya beberapa like, komentar, dan perundungan. Karena, ia akan dianggap manusia kurang kerjaan. Membagikan foto wajah sendiri untuk dikonsumsi publik.

Ketiga, Konsisten dan pantang menyerah. Hal yang membuat saya berdecak kagum adalah Ghozali mampu konsisten dalam menghasilkan karya. Itu yang tidak semua orang dapat melakukannya. 

Berbahan ide sederhana, yakni swa foto wajah setiap hari. Sebenarnya agak terlihat konyol, ya. Tapi, Ghozali tidak pantang menyerah, ia mampu bertahan dari tekanan sosial dan terus kerja keras.

Saya kira, pasti ada teman-teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar Ghozali yang memberikan komentar tidak sedap dan menjatuhkan terkait aktivitas Ghozali saat itu. Karena, ya itu tadi. Sebagai orang awam, kita akan menganggap hal yang dilakukan Ghozali tidak bermanfaat dan sia-sia. 

Namun, ternyata Ghozali mampu membuktikan bahwa dirinya adalah jiwa yang konsisten dan mampu bertahan dari tekanan. Sebuah sikap yang menurut para ahli bukan karakteristik generasi z.

Satu kata untuk Ghozali Everyday : Lanjutkan!

Sebagai generasi milenial yang lahir di tahun 80-an, saya berharap akan terus bermunculan Ghozali-Ghozali lainnya dalam berbagai hal bersifat digital yang bermanfaat. 

Biasanya, munculnya sebuah fenomena akan diikuti oleh fenomena-fenomena baru berikutnya. So, satu kata untuk Ghozali Everyday : Lanjutkan! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun