Mohon tunggu...
istya rini
istya rini Mohon Tunggu... Guru - GURU

SAYA SEORANG GURU DISEBUAH SMK SWASTA, SAYA MENGAJAR MATA PELAJARAN PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN. HOBBY SAYA MEMBACA NOVEL DAN MEMASAK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Best Practises "Meningkatkan Motivasi belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAPJDdM Materi Jurnal Penyesuaian di SMKS Pengudhi Luhur Karangrayung"

9 Februari 2024   22:58 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEST PRACTICE ESAI

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Materi Jurnal Penyesuaian dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Media Audiovisual pada Peserta Didik Kelas XII AK SMK Pengudhi Luhur Karangrayung

 

 

 

Disusun oleh:

Nama                           : ISTYARINI, S.E

No. UKG                    : 201509315285

Mata Pelajaran            : Akuntansi Keuangan dan Lembaga

Unit Kerja                   : SMK Pengudhi Luhur Karangrayung

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI PENDIDIK DALAM JABATAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pengerjaan Laporan Best Practices dengan judul "Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Materi Jurnal Penyesuaian dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Media Audiovisual pada Peserta Didik Kelas XII AKL SMK Pengudhi Luhur Karangrayung". Laporan ini merupakan sebagai tugas akhir menyelesaikan kegiatan pendidikan profesi guru dalam jabatan angkatan ketiga tahun 2023 dan telah menyelesaikan kegiatan praktik mengajar siklus 1 dan 2.

Oleh karena itu, penulis sebagai guru yang mengikuti PPG dalam jabatan angkatan III membuat laporan best practice guna memenuhi tugas PPG dalam jabatan di LPTK Universitas Sebelas Maret Surakarta.  Di dalam  ini tercantum uraian situasi, tantangan, aksi dan refleksi kegiatan PPG. Adapun dengan terselesaikannya Laporan Best Practices ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

            Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti PPG DALJAB sehingga dapat membuat Laporan Best Practices.

Dosen Pembimbing PPG, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam  membuat Laporan Best Practices.

Guru Pamong PPG, yang telah memberikan saran terbaik dalam membuat Laporan Best Practices.

Kepala SMK Pengudhi Luhur Karangrayung, yang telah memberi kesempatan dalam membuat  Laporan Best Practices.

Rekan Guru yang memberikan bantuan dan saran terbaiknya.

Orangtua serta keluarga yang memberikan dukungan moril kepada penulis dalam Membuat Laporan Best Practices.

Peserta didik kelas XII AKL yang telah mendukungserta membantu penulis selama kegiatan     PPG.

Laporan Best Practices ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap pembaca khususnya rekan guru sejawat dapat mengkritisi lebih lanjut apa yang menjadi kekurangan dalam Laporan Best Practices demi kesempurnaan dalam melaksanakan kegiatan PPG.

Akhir kata penulis sampaikan, semoga Laporan Best Practices ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar Laporan ini bisa menjadi sumber informasi dan referensi dalam pembuatan Laporan Best Practices dalam  kegiatan PPG. Penulis mengucapkan terima kasih Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian Laporan Best Practices ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
 

Karangrayung, 31 Januari 2024

Hormat saya,

                                                                                    Penulis

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3

C. Tujuan Masalah............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5

  • A. Kajian Literatur.............................................................................................................. 5
  • B. Pembahasan Masalah................................................................................................... 7
  • B. Hasil Analisis................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 10

A. Simpulan ........................................................................................................................ 11

B. Saran............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

LAMPIRAN.................................................................................................. 12

 

 

 

 

 

  • BAB I
  • PENDAHULUAN
  •  
  •  
  • Latar Belakang Masalah

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai (Sardiman A. M, 2007: 75).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang dapat dibedakan menjadi dua faktor. Menurut Menurut (Hendrizal;2020) Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran, mengemukakan rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh :

Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan

Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas

Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa

Latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa

Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

Kemajuan teknologi dan informasi

Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti akuntansi, matematika, dan Bahasa Inggris.

Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya

Sehubungan dengan faktor-faktor tersebut, guru sangat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar. Karena dari hasil pengamatan pada SMK Pengudhi Luhur Karangrayung kelas

XII AKL bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang tidak semangat, tidak memperhatikan dan ribut sendiri di dalam kelas. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Agar siswa termotivasi dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran maka, sangat diperlukan keterampilan-keterampilan guru dalam mengajar sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru antara lain keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut, keterampilan memberi penguatan (reinforcemen), keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 99-163). Penggunaan alat bantu pembelajaran dan pengetahuan cara mengajar yang menarik termasuk dalam keterampilan mengadakan variasi agar dapat menimbulkan sikap positif dan meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa.

Berdasarkan faktor internal dan eksternal yang dikemukakan di atas, sikap siswa termasuk faktor internal motivasi belajar yaitu psikologis. Sikap siswa ini merupakan hasil yang ditunjukkan siswa terhadap cara mengajar guru dan penggunaan alat bantu pembelajaran.  Menurut Arief S. Sadiman (2011: 7), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsangkan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Di SMK Pengudhi Luhur Karagrayung  memiliki berbagai macam alat bantu pembelajaran dalam proses belajar mengajar pun sudah berjalan dengan baik. Namun, kebanyakan guru masih kurang bervariasi dalam menggunakan alat bantu pembelajaran sehingga siswa merasa cepat jenuh dan kurang bersemangat dalam proses mengikuti pembelajaran. Dalam mengajar guru masih kurang memperhatikan pentingnya penggunaan alat bantu pembelajaran sehingga hanya terfokus pada satu alat bantu pembelajaran saja, yaitu buku sumber. Penggunaan alat bantu pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang kondusif dengan adanya motivasi belajar yang baik dari siswa. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah cara mengajar guru.

Cara mengajar guru yang baik dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) tergantung pada salah satu cara mengajar guru. Para guru sepertinya kurang memperhatikan karakteristik masing-masing siswa dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas, karena adanya fakta di lapangan bahwa dalam pembelajaran para guru cenderung melaksanakan cara mengajar tradisional (konvensional). Pada cara mengajar konvensional, guru dianggap sebagai gudang ilmu dan guru mendominasi kelas. Sedangkan murid harus mendengarkan dan bertindak pasif. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Ciri-ciri cara mengajar modern antara lain pembelajaran berpusat pada siswa aktif dalam pembelajaran, guru hanya mengantarkan, bervariasi dalam mennggunakan cara mengajar serta tidak hanya menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu guru harus mampu mengajar dengan cara yang modern agar siswa memiliki motivasi belajar yang baik.

Dalam hal ini solusi yang penulis lakukan untuk mengatasi penyebab masalah yang terdapat pada peserta didik terutama pada rendahnya motivasi belajar siswa pada  mata Pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan jasa, dagangg dan manufaktur materi jurnal penyesuaian, penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan sintaknya dengan berbantuan media audiovisual dan web online sebagai media dalam mengerjakan posttest. Desta (2017:88) mengemukakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam implementasi kurikulum 2013 karena model ini terbukti mampu menstimulasi kemampuan berfikir tingkat tinggi dengan perancangan masalah dalam konteks nyata.

Berdasarkan observasi di SMK Pengudhi Luhur Karangrayung, sikap siswa tentang cara mengajar guru dan penggunaan alat bantu pembelajaran masih kurang baik karena disebabkan oleh kurangnya variasi dalam mengajar sehingga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Padahal apabila guru bersedia menggunakan cara mengajar dan alat bantu pembelajaran yanglebih bervariasi maka siswa akan mempunyai sikap yang baik atau positif terhadap cara mengajar gurunya sehingga diharapkan siswa menjadi sangat bersemangat dalam mengikuti pelajaran karena motivasi belajar mereka yang meningkat. Untuk itu guru harus bisa menentukan cara mengajar dan penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah menerima materi pelajaran dan tidak cepat jenuh sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat dalam upayanya meraih hasil belajar yang baik. Melihat kenyataan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik pada mata pelajaran Praktikum Akutansi Perusahaan Jasa, dagang dan Manufaktur Materi Jurnal Penyesuaian Di SMK Pengudhi Luhur Karangrayung Kelas XII AKL Tahun Ajaran 2023/ 2024"

B. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil kajian wawancara, serta dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam  ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam ini antara lain:

Rendahnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Praktikum akuntansi perusahaan jasa dagang dan manufaktur materi Jurnal Penyesuaian

Cara mengajar guru yang masih monoton / Konvensional

Rendahnya keaktifan peserta didik (masih menunggu pendidik memberi arahan), peserta didik cukup lama dalam mengerjakan soal       yang ada di LKPD karena harus disesuaikan dengan pendapat masing-masing anggota kelompok diskusi.

C. Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas dan penyebab dari permasalahan di atas, tantangan yang dihadapi pendidik dalam menerapkan tujuan dalam pembuatan Laporan praktik pembelajaran adalah :

Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan Motivari belajar peserta didik pada mata Pelajaran Praktikum akuntansi Perusahaan jasa dan manufakur maateri jurnal penyesuaian.

Untuk mengetahui Model dan Media pembelajaran yang sesuai untuk dipakai dalam proses pembelajaran.

Untuk memenuhi tugas akhir PPG di siklus II pada Ungahan Laporan Best Practises

Membagi informasi sebagai referensi pembuatan Laporan Best Practices ke rekan-rekan guru yang melaksanakan PPG.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    BAB II
PEMBAHASAN

 

A. Kajian Literatur

Menurut (Hendrizal;2020) Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran, mengemukakan rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh : 

Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan

Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas

Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa

Latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa

Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

Kemajuan teknologi dan informasi

Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti akuntansi, matematika, dan Bahasa Inggris.

Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.

 .          Menurut Nur Faizatun (2014:35) mengemukakan bahwa motivasi merupakan pendorong individu untuk melakukan suatu hal, termasuk belajar. Pendapat lain menjelaskan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Kondisi lain peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, selain itu dalam berdiskusi peserta didik masih memerlukan bimbingan secara langsung, beberapa peserta didik masih kurang aktif dan kurang percaya diri terhadap kemampuannya sehingga cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga pendidik perlu menumbuhkan motivasi dan semangat  belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini solusi yang penulis lakukan untuk mengatasi penyebab masalah yang terdapat pada peserta didik terutama pada rendahnya motivasi belajar siswa pada  mata Pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan jasa, dagangg dan manufaktur materi jurnal penyesuaian, penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan sintaknya dengan berbantuan media audiovisual dan web online sebagai media dalam mengerjakan posttest. Desta (2017:88) mengemukakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam implementasi kurikulum 2013 karena model ini terbukti mampu menstimulasi kemampuan berfikir tingkat tinggi dengan perancangan masalah dalam konteks nyata.

Sufanti (2012:77) menyatakan bahwa media audiovisual merupakan salah satu media pembelajaran yang pemanfaatannya untuk dilihat dan didengar. Berdasarkan penulisan yang telah dilaksanakan, penulis memberikan saran bahwa media audiovisual tepat digunakan untuk proses pembelajaran khususnya menganalisis jurnal penyesuaian. Canva merupakan aplikasi online yang mempunyai beragam template serta fitur-fitur yang ada untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam melakukan pembelajaran yang berbasis teknologi, keterampilan, kreativitas, dan manfaat lainnya. Tujuan pembelajaran pada praktik yang penulis lakukan adalah peserta didik mampu menganalisis jurnal penyesuaian dengan tepat dan teliti, dan peserta didik dapat mencatat ke lembar kerja dan mempresentasikannya secara benar dan mandiri.

Menurut Sanjaya (2007:218) kelebihan penggunaan model PBL dalam proses pembelajaran yaitu, menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru, meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik, membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dunia nyata, mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

Menurut Sanjaya (2007:218) kelemahan model PBL dalam proses pembelajaran yaitu, apabila peserta didik tidak memiliki niat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka peserta didik akan merasa enggan untuk mencobanya, dan untuk sebagian peserta didik beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, mengapa peserta didik harus memecahkan masalah yang sedang dipelajari.

Menurut Arsyad (2011:49-50) mengungkapkan beberapa kelebihan media audiovisual dalam pembelajaran yaitu, video dapat melengkapi pengalaman dasar peserta didik, dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang, mendorong dan meningkatkan motivasi, menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya, mengandung nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.

Menurut Arsyad (2011:49-50) kelemahan penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran yaitu, pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

Menurut Widiasworo (2016:189), untuk mengatasi kelemahan solusi PBL yaitu, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga pendidik dan peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran, memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, dan membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Adapun untuk mengatasi kelemahan solusi media audiovisual yaitu, melakukan pelatihan kepada pendidik dalam meningkatan manajeman pemanfaatan media pembelajaran, mengomunikasikan rencana pemanfaatan media pembelajaran kepada peserta didik, dan pendidik harus kreatif dan inovasi dalam keterbatasan media pembelajaran.

 

B. Pembahasan Masalah

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pendidik dalam penyelesaian masalah sesuai tantangan yang dihadapi yaitu pemilihan media pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara, maka media yang digunakan adalah media audiovisual dari yuotube. Strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan media pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran serta karakteristik peserta didik, selain itu pendidik juga bisa memilih media pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga pengoperasian. Di sini pendidik memilih media pembelajaran berupa media audiovisual dari youtube yang memuat materi pembelajaran. Proses pemilihan media audiovisual dilakukan oleh pendidik sendiri disesuaikan dengan materi pembelajaran. Selain itu pembuatan media dimulai dengan menuliskan materi jurnal penyesuaian yang sudah disesuaikan dan disisipkan dalam template yang telah tersedia dalam aplikasi. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain pengetahuan pendidik dalam menggunakan aplikasi PPT, Audiovisual dan juga alat seperti laptop dan jaringan internet.

Pemilihan model pembelajaran yang inovatif yaitu strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan memahami karakteristirk peserta didik dan materi. Di sini pendidik memilih model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Problem Based Learning (PBL). Proses pemilihan model ini pertama pendidik mempelajari dan memahami sintak-sintak dalam model pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Kemudian melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku pegangan pendidik dan buku pegangan peserta didik. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model ini antara lain pemahaman/kompetensi pendidik akan sintak-sintak dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan juga pemahaman pendidik akan materi pembelajaran.

Meningkatkan keaktifan peserta didik dilakukan dengan cara strategi yang dilakukan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merancang pembelajaran yang berpusat  pada peserta didik dengan mengembangkan RPP, Bahan Ajar, diskusi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta soal evaluasi melalui Google form. Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan pembelajaran apa saja yang bisa membangkitkan  minat peserta didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran. Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan kreatifitas dalam mengembangkan Modul Ajar dan LKPD yang berpusat pada peserta didik.

Secara keseluruhan aspek-aspek tersebut dapat diterapkan dalam tahapan langkah proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dalam materi menganalisis dan mencatat Jurnal Penyesuaian yang meliputi beberapa sintak pembelajaran. Pertama, orientasi peserta didik pada masalah yaitu ketika peserta didik mengamati video contoh aktivitas perusahan bagian akuntan, kemudian peserta didik mengidentifikasi pertanyaan mengenai permasalahan terkait video tersebut dan peserta didik yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, yaitu peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok anggota yang dibagi sebelumnya, setelah itu peserta didik menerima LKPD. Ketiga, membimbing penyelidikan individu dan kelompok yaitu peserta didik secara berkelompok mulai berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam LKPD, serta pendidik membimbing dan memantau keaktifan peserta didik mengumpulkan informasi selama proses penyelesaian (pendidik sambil melakukan asesmen sikap). Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang dapat diterapkan saat peserta didik dalam satu kelompok mengolah informasi dari materi jurnal penyesuaian untuk menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal penyesuaian dan menuliskan hasil menganalisis pada LKPD sebagai bahan presentasi, secara berkelompok peserta didik menyajikan hasil diskusi yang ditulis dalam LKPD dan kelompok lain memberikan tanggapan. Langkah akhir, yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah pada tahapan ini pendidik mengevaluasi jalannya presentasi dari kelengkapan dan penampilan serta untuk presentasi setiap kelompoknya.

Pada pertemuan ini dampak yang dirasakan dari langkah-langkah yang sudah     dilakukan adalah kegiatan membuka pelajaran yang sudah terlaksana dapat mengarahkan dan  mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik mulai memahami bagaimana menggunakan bahan ajar dengan baik, peserta didik antusias terhadap media audiovisual yang digunakan, peserta didik senang dengan rancangan pembelajaran yang dilaksanakan serta melakukan diskusi yang digunakan untuk       memecahkan masalah, menguasai materi pembelajaran yang dibuktikan dengan hasil penilaian LKPD, dan penulis mendapat masukan dari Dosen  Pembimbing, guru Pamong, dan Observer pada saat setelah melakukan proses pembelajaran. Hal ini menjadi perbaikan yang positif dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Nilai sikap dan pengetahuan peserta didik bisa dikatakan sebagia  besar telah memenuhi KKM walaupun masih ada peserta didik kurang dapat menganalisis dan mencatat transaksi dengan dibuktikan jawaban yang masih kurang tepat. Dibuktikan dengan laporan hasil analisis asesmen pada saat proses pembelajaran.

C. Hasil Analisis

Analisis hasil penilaian sikap dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan maka diperoleh persentase penilaian sikap sebagai berikut:

Kategori

  • % Kategori Penilaian

Sangat Baik (SB)

56,25

Baik (B)

31,25

Cukup (C)

12,50

Kurang (D)

Diagram Penilaian Sikap Peserta Didik

  • Tindak lanjut untuk evaluasi hasil belajar peserta didik pada penilaian sikap pada saat proses pembelajaran antara lain, penilaian sikap peserta didik yang sudah banyak dilakukan oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran yaitu mengenai sikap percaya diri dan sikap santun. Kemudian penilaian sikap yang masih rendah atau kurang dilakukan peserta didik pada saat proses pembelajaran yaitu mengenai sikap percaya diri/mandiri.

Analisis hasil asesmen formatif melalui LKPD dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan maka diperoleh persentase asesmen formatif sebagai beriku:

NILAI TOTAL

1.380

Nilai Rata-Rata Kelas = 1.380 : 16

86,25

Jumlah Siswa Tuntas Belajar

14 SISWA

Persentase Siswa Tuntas Belajar

87,5%

Jumlah Siswa Tidak Tuntas Belajar

2 SISWA

Persentase Siswa Tidak Tuntas Belajar

12,5%








  • Diagram Penilaian Formatif Keterampilan Jurnal Penyesuaian

  •     
  • Tindak lanjut untuk evaluasi hasil belajar peserta didik pada asesmen formatif menganalisis jurnal penyesuaian antara lain, penilaian peserta didik pada asesmen formatif jurnal penyesuaian yang sudah banyak dipahami oleh peserta didik pada saat menganalisis jurnal penyesuaian yaitu peserta didik sudah dapat mencatat jurnal penyesuaian  secara tepat dan lengkap dengan dibuktikan hasil pencatatan transaksi jurnal penyesuaian. Kemudian penilaian peserta didik pada asesmen formatif pencatata jurnal penyesuaian yang masih rendah atau kurang dipahami oleh peserta didik pada saat menganalisis jurnal penyesuaian yaitu peserta didik kurang dapat menganalisis faktor keberhasilan dalam mencatat jurnal penyesuaian dengan dibuktikan jawaban yang masih belum tepat.

Analisis hasil asesmen formatif melalui aplikasi google form dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan maka diperoleh persentase asesmen formatif melalui google form sebagai berikut.

Kategori Penilaian

  • Jumlah Siswa

Peserta didik mendapat nilai 100

5 Siswa

Peserta didik mendapat nilai 90

6 Siswa

Peserta didik mendapat nilai 80

3 Siswa

Peserta didik kurang dari KKM

2 Siswa

  •  
  • Diagram Penilaian Pengetahuan (Assesment Formatif dari Post test) Peserta Didik

  • Tindak lanjut untuk evaluasi hasil belajar peserta didik pada asesmen formatif melalui aplikasi Google Form antara lain, penilaian peserta didik pada asesmen sumat melalui aplikasi Google Form yang sudah banyak dipahami oleh peserta didik pada saat mengerjakan soal pilihan ganda yaitu peserta didik sudah dapat menganalisis Jurnal Pnysuaian secara tepat melalui pencatatan trasaksi jurnal penyesuaianyang terdapat dalam soal. Kemudian penilaian peserta didik pada asesmen formatif tjurnal penyesuaian yang masih rendah atau kurang dipahami oleh peserta didik pada saat mengerjakan soal melalui aplikasi Google Form yaitu peserta didik kurang dapat mendefinisikan, memahami daan menganalisis transaksi jurnal penysuaian dengan dibuktikan jawaban yang masih kurang tepat.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh kompetensi pendidik dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang inovatif. Peserta didik menjadi lebih bersemangat, aktif serta kemampuan untuk berpikir kritis juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari kemampuan peserta didik mampu berdiskusi untuk merumuskan masalah serta mampu mempresentasikan. Faktor yang menjadi ukuran ketidakberhasilan dari model yang digunakan adalah, ada peserta didik yang masih belum aktif dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan hasil asesmen sikap peserta didik. Berdasarkan proses dan aktivitas pembelajaran yang telah penulis laksanakan, pembelajaran yang bisa diambil adalah penulis harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi mudah dipahami, asyik, seru, menantang dan menyenangkan sehingga berdampak pada meningkatnya moyivasi belajar dan keaktifan belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Akuntansi dan Keuangan Lembaga.

  •     BAB III
    PENUTUP

  • A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan mengenai materi Jurnal Penyesuaian dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan strategi pembelajaran model Problem Based Learning pada materi menganalisis jurnal penyesuaian dengan media inovatif seperti (video youtube dan Google Form) sudah efektif karena mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajarannya, yaitu peserta didik dapat menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal penyesuaian secara tepat dan meningkatnya motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara interaktif.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulis masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna, untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan penjelasan mengenai hasil praktek pembelajaran diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi, dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan. Walaupun penulis menginginkan kerapihan dan kesempurnaan ketika menyusun makalah ini namun pada kenyatannya masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki ulang oleh penulis. Persoalan ini dikarenakan masih sangat sedikitnya pengetahuan penulis. Maka dari itu penulis sangat berharap sekali bahwa para pembaca selalu memberikan sebuah kritikan dan saran kepada penulis agar penulis bisa menjadikan saran dan kritikan yang diberikan oleh para pembaca ini dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

 

Safitri Salsabila, Sevita Dwi Utami (2023) Dengan penggunaan media audio visual berupa video pembelajaran terbukti mampu mempengaruhi aspek kognitif dan prestasi belajar siswa

http://conference.um.ac.id/index.php/nsafe/article/view/3128

Retno Ambarwati, dkk. 2018. Peningkatan Kemampuan belajar dengan Media Audio Visual Pada Peserta didik Kelas X MA Ma'arif Ngalian.

https://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/surya-bahtera/article/download/5454/4989

Sukmanul Hakim (2023) "Upaya meningkatkan motivasi belajar akuntansi melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa XII AKL diSMK

https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/nusra/issue/view/24

Sanjaya (2007) Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL) | SILABUS

Teguh Wicaksana Isma, dkk. 2021. Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Volume 6 Nomor 1, hal. 155-164.

Velly, Desta. 2017. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Penerapan Model PBL. Jurnal Galiga Sains 5 Volume 2 hal. 88-94.

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6823183/kurikulum-merdeka-belajar-pengertian-tujuan-karakteristik-hingga-keunggulannya:~:text=Mengutip%20laman%20Kementerian%20Pendidikan%2C%20Kebudayaan,mendalami%20konsep%20dan%20menguatkan%20kompetensi.

https://www.silabus.web.id/kelebihan-dan-kekurangan-model-problem-based-learning-pbl/

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/download/16480/8372 - :~:text=b.%20Kelemahan%20media%20audio%20visual,ingin%20disampaikan%20melalui%20film%20tersebut.

https://bekawan.com/2022/06/01/permasalahan-menggunakan-media-pembelajaran-di-sekolah-menengah atas/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun