Menurut Arsyad (2011:49-50) mengungkapkan beberapa kelebihan media audiovisual dalam pembelajaran yaitu, video dapat melengkapi pengalaman dasar peserta didik, dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang, mendorong dan meningkatkan motivasi, menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya, mengandung nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.
Menurut Arsyad (2011:49-50) kelemahan penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran yaitu, pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Menurut Widiasworo (2016:189), untuk mengatasi kelemahan solusi PBL yaitu, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga pendidik dan peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran, memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, dan membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Adapun untuk mengatasi kelemahan solusi media audiovisual yaitu, melakukan pelatihan kepada pendidik dalam meningkatan manajeman pemanfaatan media pembelajaran, mengomunikasikan rencana pemanfaatan media pembelajaran kepada peserta didik, dan pendidik harus kreatif dan inovasi dalam keterbatasan media pembelajaran.
Â
B. Pembahasan Masalah
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pendidik dalam penyelesaian masalah sesuai tantangan yang dihadapi yaitu pemilihan media pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara, maka media yang digunakan adalah media audiovisual dari yuotube. Strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan media pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran serta karakteristik peserta didik, selain itu pendidik juga bisa memilih media pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga pengoperasian. Di sini pendidik memilih media pembelajaran berupa media audiovisual dari youtube yang memuat materi pembelajaran. Proses pemilihan media audiovisual dilakukan oleh pendidik sendiri disesuaikan dengan materi pembelajaran. Selain itu pembuatan media dimulai dengan menuliskan materi jurnal penyesuaian yang sudah disesuaikan dan disisipkan dalam template yang telah tersedia dalam aplikasi. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain pengetahuan pendidik dalam menggunakan aplikasi PPT, Audiovisual dan juga alat seperti laptop dan jaringan internet.
Pemilihan model pembelajaran yang inovatif yaitu strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan memahami karakteristirk peserta didik dan materi. Di sini pendidik memilih model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Problem Based Learning (PBL). Proses pemilihan model ini pertama pendidik mempelajari dan memahami sintak-sintak dalam model pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Kemudian melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku pegangan pendidik dan buku pegangan peserta didik. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model ini antara lain pemahaman/kompetensi pendidik akan sintak-sintak dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan juga pemahaman pendidik akan materi pembelajaran.
Meningkatkan keaktifan peserta didik dilakukan dengan cara strategi yang dilakukan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merancang pembelajaran yang berpusat  pada peserta didik dengan mengembangkan RPP, Bahan Ajar, diskusi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta soal evaluasi melalui Google form. Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan pembelajaran apa saja yang bisa membangkitkan  minat peserta didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran. Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan kreatifitas dalam mengembangkan Modul Ajar dan LKPD yang berpusat pada peserta didik.
Secara keseluruhan aspek-aspek tersebut dapat diterapkan dalam tahapan langkah proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dalam materi menganalisis dan mencatat Jurnal Penyesuaian yang meliputi beberapa sintak pembelajaran. Pertama, orientasi peserta didik pada masalah yaitu ketika peserta didik mengamati video contoh aktivitas perusahan bagian akuntan, kemudian peserta didik mengidentifikasi pertanyaan mengenai permasalahan terkait video tersebut dan peserta didik yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, yaitu peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok anggota yang dibagi sebelumnya, setelah itu peserta didik menerima LKPD. Ketiga, membimbing penyelidikan individu dan kelompok yaitu peserta didik secara berkelompok mulai berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam LKPD, serta pendidik membimbing dan memantau keaktifan peserta didik mengumpulkan informasi selama proses penyelesaian (pendidik sambil melakukan asesmen sikap). Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang dapat diterapkan saat peserta didik dalam satu kelompok mengolah informasi dari materi jurnal penyesuaian untuk menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal penyesuaian dan menuliskan hasil menganalisis pada LKPD sebagai bahan presentasi, secara berkelompok peserta didik menyajikan hasil diskusi yang ditulis dalam LKPD dan kelompok lain memberikan tanggapan. Langkah akhir, yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah pada tahapan ini pendidik mengevaluasi jalannya presentasi dari kelengkapan dan penampilan serta untuk presentasi setiap kelompoknya.
Pada pertemuan ini dampak yang dirasakan dari langkah-langkah yang sudah   dilakukan adalah kegiatan membuka pelajaran yang sudah terlaksana dapat mengarahkan dan  mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik mulai memahami bagaimana menggunakan bahan ajar dengan baik, peserta didik antusias terhadap media audiovisual yang digunakan, peserta didik senang dengan rancangan pembelajaran yang dilaksanakan serta melakukan diskusi yang digunakan untuk    memecahkan masalah, menguasai materi pembelajaran yang dibuktikan dengan hasil penilaian LKPD, dan penulis mendapat masukan dari Dosen  Pembimbing, guru Pamong, dan Observer pada saat setelah melakukan proses pembelajaran. Hal ini menjadi perbaikan yang positif dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Nilai sikap dan pengetahuan peserta didik bisa dikatakan sebagia  besar telah memenuhi KKM walaupun masih ada peserta didik kurang dapat menganalisis dan mencatat transaksi dengan dibuktikan jawaban yang masih kurang tepat. Dibuktikan dengan laporan hasil analisis asesmen pada saat proses pembelajaran.
C. Hasil Analisis