Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Noktah Dosa di Ujung Senja

7 Februari 2024   08:41 Diperbarui: 8 Maret 2024   15:57 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Noktah dosa di  ujung  senja (dokpri)

Padahal Ainy  perempuan bersuami yang suaminya bekerja keras mencari nafkah dan keluar di jalan Allah, tapi malah dimanfaatkan untuk chat dengan laki-laki lain yang bisa memenuhi syahwatnya?

Apakah Ayah sudah tidak punya hati?

Selama ini Zahra diam saat ayah merayu para perempuan single. Segala rasa tidak nyaman sudah dibuangnya jauh-jauh. Kata Ayah itu sekedar mengikuti pergaulan.

Mesra-mesraan dan genit-genitan dengan sesama teman lansia yang sama-sama keblinger.

Pergaulan macam apa yang diikuti ayah???

Dia tidak bisa memaksa ayah menjauhi perempuan -perempuan yang jumlahnya tak terhitung. Bahkan banyak mantan murid yang dichatnya, ingin mengulang kenangan saat muda, naksir muridnya belum kesampaian. Padahal kini muridnya juga sudah pada punya suami.

Ada yang tetap sopan dan teguh, menghargai mantan gurunya. Sekedar menjawab chat demi kesopanan, dan tetap jadi perempuan terhormat.

Tapi ternyata ada juga  yang tak kalah genit dan kini asyik masyuk dengan ayah. Kata ayah, mereka itu "Genggek", jadi hanya untuk mainan saja. Perempuan yang tidak menjaga kehormatan dan mau melayani laki-laki yang tidak halal baginya. Kalau di sini dinamai Genggek.

Tapi, kenapa chatnya begitu mesra, seolah sangat disayang dan berhubungan layaknya Abege yang lagi jatuh cinta?

Cinta tidak bisa dipaksa. Banyak perempuan kesepian, bahkan sudah bersuami yang masuk dalam pergaulan ayah dan menjadi perempuan gula-gula. Hanya sekedar untuk hiburan, tapi  sangat berbahaya dan mengancam keutuhan rumah tangga.

Apakah ayah puber kedua? Tapi kenapa puber kedua sejak dulu sampai hampir pensiun tidak berhenti? Apakah sebenarnya ayah memang lelaki hidung belang dan mata keranjang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun