Pikiran jadi melayang ke mana-mana.
A'udzubillahi minnas syaithon nirojiim..
Bismillahirrahmanirrahim..
Allahuma bariklana fima rozaktana waqinna adzabbannar...
Mau makan sibuk komat kamit doa dulu nih. Semoga aman dan nyaman.
 Tapi..ternyata enak. Bumbu petisnya legit dan lezat. Ditambah kerupuk upil semakin maknyus. Tapi ini memang agak lebih mirip batagor. Bukan tahu telur yang tahunya setengah matang.Â
Ini tahunya kering dan krispi, cenderung agak keras. Sepertinya tahu kopong yang digoreng dalam larutan tepung, bukan telur.
Kemudian diiris-iris. Sepertinya cuma itu, tanpa tambahan bahan lain. Bumbunya enak, tapi tahunya seperti sudah menjelang kadaluarsa. Agak pahit dan kecutÂ
Aku menyalakan senter hape, khawatir tahu teknya berubah jadi "ambeng" kerbau. Eh ..Seperti cerita mistis saja.
"Sudah,Bu!" Aku berniat membayar. Tidak ingin berlama-lama, bawaannya serem dan tengkuk merinding. Eh...
"Tidak ada kembaliannya. Ini baru bapak dan ibu yang ngelarisin, dari tadi belum ada yang beli.