Bisa juga memberi solusi dengan melatih siswa menggunakan jilbab yang benar.Â
Mungkin inti dari permasalahan, bukan tidak boleh memberi sanksi, tapi bagaimana menerapkan sanksi yang efektif, tapi tidak menimbulkan kegaduhan dan intimidasi atau tekanan psikis kepada para siswa.Â
Paling tidak, sanksi yang akan diberikan sudah disosialisasikan terlebih dahulu, sehingga ada kesepakatan dan dasar aturan yang jelas saat siswa/siswi diberikan sanksi karena melakukan pelanggaran.Â
Seperti sanksi poin pelanggaran yang sudah banyak diterapkan pada sekolah di tingkat SD, SMP atau SMA yang sudah disetujui bersama.Â
Terlepas dari kurang tepatnya sanksi yang diberikan, tentunya lebih bijak kalau terlebih dulu memberi pengertian dan sosialisasi pada siswa atau siswi tentang pelanggaran dan sanksinya.Â
Sanksi yang diberikan juga harus proporsional dan mengedukasi, bukan mengintimidasi.Â
Misalnya memberi sanksi untuk kelipatan poin pelanggaran yang disepakati, siswa diharuskan menyetor hafalan surat.Â
Jadi siswa yang dikenai sanksi justru mendapat keuntungan karena termotivasi dan mempunyai tanggung jawab untuk menerima sanksi, dengan rajin menghafal.Â
Sedang akibat dari penggundulan bisa jadi hanya mempermalukan pelanggar peraturan tanpa manfaat yang relevan dan edukatif. Apalagi jika penggundulan dilakukan kepada siswa perempuan. Ini tentunya kurang tepat.Â
Bagaimana menurut pembaca?Â
https://www-bbc-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.bbc.com/indonesia/articles
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H