Anggraini malu sendiri punya suami seperti Mukidi. Dan yang dikhawatirkan justru kalau suami para perempuan yang digoda dan dirayu suaminya tidak Terima dan melakukan hal-hal berbahaya. Itu yang membuat Anggraini tak nyaman.Â
Mukidi baginya adalah anak yang harus diemong, diopeni.Â
Amanah dari Allah untuk seorang istri mengasuh suaminya. Itu saja.Â
@@@
Anggraeni menghampiri tukang sayur yang sudah dikerubuti emak-emak dan nyonya-nyonya yang sedang berburu sayuran untuk mempersiapkan menu hari ini bagi keluarganya masing-masing.Â
Pagi ini segelas minuman hangat bersirup mawar telah disesapnya habis. Dan rasa itu menghampirinya.Â
Anggraeni terpukau dengan pendengarannya yang riuh menangkap suara-suara ibu-ibu yang sedang berbelanja sayuran.Â
Nyonya Vie : " Sebenarnya uangku sudah menipis. Tapi kalau cuma membeli tempe  nanti aku bisa dicibir".
Anggraeni tersentak sejenak. Nyonya Vie yang kalau berbelanja seperti mau punya hajad itu ternyata bokek? Wow... Dunia ini penuh tipu daya. Tapi Anggraeni kembali cuek. " Apa urusanku? " Gumamnya dalam hati.Â
Jeng Mirna : Beli apa ya? Aku harus nunggu ibu-ibu selesai berbelanja. Jadi tidak ketahuan kalau aku ngebon. Hutangku sudah banyak. Tapi tengsinkan kalau ketahuan aku yang cantik elegan ini tukang ngutang? "
Anggraeni melongo sejenak. Jeng Mirna yang kalau dandan menor tapi cantik itu ternyata hutangnya banyak? Ah... Dunia ini aneh. Tapi apa urusanku? " Anggraeni kembali bergumam dalam hati.Â