Sepuluh tahun hatiku masih dalam keadaan mati rasa tapi Allah selalu melindungi hatiku dari terluka lagi. aMasih ada ingatan tentang Anggar dan masih ada sedikit harapku untuk bertemu Anggar dan tentu rasa sesalku masih.Â
Aku semakin pasrah dan aku semakin sadar aku semakin menyerahkan diriku kepada-Nya. Aku terus berusaha lebih menaati semua perintahnya-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tentang bertemu dengannya, kini aku tidak berharap lagi dan mengembalikan semuanya kepada Allah.Â
Allah memberiku luka yang begitu perih, rasa bersalah yang begitu tinggi hingga Allah membuatku sadar bahwa hanya Allah yang pantas untuk aku cintai dan kini aku tau Allah membuat hatiku patah agar kembali patuh pada-NyaÂ
Kesalahanku kepada Allah jauh lebih besar dari pada kesalahanku kepada Anggar. Itulah kataku agar hatiku sadae
Hatiku yang patah karena mencintai anggar kini menjadi patuh karena mencintai Allah. Itulah resiko jatuh cinta kepada seorang makhluk yang belum tentu menjadi milik kita. Sakit hatiku ini menjadi awal mula kepatuhanku. Cintaku saat itu dibalut nafsu kini cintaku hanya milik Allah dan akan ku usahakan selalu mendahulukan Allah dan Rasulullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H