"Kalau begitu kamu saja cari yang lain yang lebih dari aku"
"Itu mudah aku bisa mendapatkan penggantimu. Jika mau menerima aku sudah mendapatkan penggantimu besok . Karena sebelum kamu ada seseorang yang menyukaiku terlebih dulu." Â Aku membalas tanpa berpikir
"Aku tau, kamu ini sudah Allah kasih kelebihan seharusnya kamu bersyukur bukan takabur" dia membalas untuk yang terakhir kalinya. Â
 kami benar-benar selesai. Ku kira ini akan kembali seperti semula tapi ternyata dia benar-benar menghilang tanpa bisa kutemui jejaknya. Hari-hariku mulai terasa berat.Â
Rinduku mulai memuncak dan aku mulai menangis dalam hening sendirian disetiap malam. Merasa sepi ditengah keramaian, hatiku lagi-lagi hampa
Satu hari, dua hari, tiga hari aku selalu memeriksa Hpku berharap dia memberiku pesan seperti sebelumnya, lagi-lagi harapan itu tidak ada dia benar-benar menghilang. Â
Seminggu, sebulan, setahun, dua tahun hingga empat tahun aku masih menunggu notifikasi dan kabar darinya. Aku mencari sosial medianya dan berusaha mendapatkan informasi tentangnya.Â
Aku lelah dan hampir menyerah setiap hari aku menyesali kata-kata terakhirku dan pesan terakhir darinya. Aku menyesal dan aku takut ini adalah bentuk  Allah membenciku karena aku tidak mensyukuri pemberiannya aku malah bersikap takabur dan tidak terpuji kepada satu makhluk ciptaan-Nya
Aku terus menangis disela sholat dan doaku merengek meminta pengampunan Allah dan berharap Allah mempertemukanku kembali dengannya.Â
Aku hanya ingin meminta maaf menjelaskan situasi sebenarnya lalu hidup tenang tanpa dihantui rasa bersalah.
Doaku tak kunjung terkabul, Aku selalu menunggu dan berusaha untuk bertemu dengannya dan itu tidak pernah terjadi. Hingga aku mulai bercermin dan menatap diriku. Kesalahan itu tidak boleh terulang cukup satu manusia yang aku sakiti dan aku berjanji tidak akan pernah mengizinkan hatiku untuk jatuh cinta agar aku tidak melakukan kesalahan yang sama.Â