Mohon tunggu...
Isna Mulani Atihi
Isna Mulani Atihi Mohon Tunggu... Jurnalis - pelajar

kenanglah dirimu dengan sebuah tulisan Kritik dan Saran via Gmail :isnamulani@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Resiko Jatuh Cinta

8 Maret 2023   13:57 Diperbarui: 20 Mei 2024   09:54 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku bangkit dan mencoba menyibukan diriku dengan segala hal untuk melupakannya. Aku bertemu dengan seorang guru dari rohis mendengarkan tausiahnya setiap hari jumat dan berbicara dengannya untuk mendalami ilmu agama. Tanpa tersadar hidayah itu datang melalui guruku kemudia youtube, facebook, instagram dan semua media sosialku yang dengan sendirinya berisi tentang anjuran berhijrah. 

"Iya aku harus berhijrah agar Allah mencintaiku dan memaafkan semua kesalahanku" aku berkata dalam hati dan bertekad memperbaiki diri

Dada ini masih terasa begitu sesak, aku seperti kehilangan nafas setiap dan air mata selalu mengalir mengingat dosaku yang besar sehingga membuat Allah marah padaku. 

Dahulu rasa bersalah ini membuatku takut dan sesak, Aku terus menyalahkan Allah dan marah karena Allah selalu mengambil semua yang aku sayangi.

Aku tertidur dan saat terbangun aku mendengar sebuah ceramah dalam youtube. Hatiku tergerak dan bisikan itu mendarat dihati dan fikiranku dengan sangat baik. 

Aku bangkit dan mengambil wudhu kemudian menarik semua ucapanku dan berdoa memohon ampun dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahanku lagi.  Hingga saat itu luka ini akhirnya menjadi guru terbaikku.

Aku memutuskan menerima hidayah itu dan mulai berhijrah memperbaiki segala kesalahanku dan terus bertaubat kepada-Nya. 

Aku menyadari bahwa cintaku ini buta karena cintaku kepada Anggar lebih besar dari pada cintaku kepada Allah. 

Aku mengubur segala rasaku berdoa agar Allah memaafkanku, mengurangi hukuman rasa bersalah ini lalu berdoa untuk mematikan rasa didalam hatiku agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sama dan aku masih berharap allah memberiku kesempatan bertemu dengan anggar untuk meminta maaf secara langsung kepadanya.

Waktu terus berjalan Allah benar-benar mendengar doaku. Dia mengabulkan aku untuk tidak jatuh cinta kepada siapa pun tapi Allah masih belum merestui aku untuk bertemu dengan Anggar. 

Allah telah memberiku hadiah terbaik Dia merubahku menjadi sosok perempuan yang disenangi banyak orang dan semua orang selalu menganggap diriku baik. Allah selalu menutup aib-aibku dan tak pernah terbongkar sedikit pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun