1. Membantu mengontrol Berat Badan
Perlu diketahui bahwa penghasil kalori terbesar adalah lemak, protein dan karbohidrat (termasuk gula). Â Dan sesuai tren hidup sehat sekarang ini, orang-orang berlomba mengurangi atau paling tidak menyeimbangkan asupan senyawa tersebut ke dalam tubuh, termasuk gula.
Meski jauh berkali lipat lebih manis daripada gula, BTP pemanis umumnya mengandung jauh lebih sedikit kalori dibandingkan gula sehingga dipilih sebagai pengganti gula dalam makanan dan minuman. Oleh sebab itu penggunaan BTP pemanis paling tidak berkontribusi untuk membantu mengontrol berat badan, tentunya disertai dengan pola diet tertentu serta olahraga dan asupan gizi seimbang.
2. Membantu mengurangi Resiko Diabetes
BTP pemanis tidak menimbulkan respon yang sama dengan gula terhadap produksi dan aktivitas  Insulin (hormon yang berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen/gula otot), oleh sebab itu BTP pemanis biasa digunakan oleh penderita Diabetes untuk membantu mengontrol kadar glukosa dalam darah, tanpa harus  menderita akibat rasa makanan yang tidak enak.
3. Kesehatan Gigi
Tidak seperti gula yang dapat menimbulkan kerusakan gigi, BTP pemanis mungkin memiliki  peran terhadap kesehatan gigi misalnya mencegah karies gigi, karena tidak bersifat kariogenik. Meski begitu, karena belum ada data ilmiah yang memadai, belum bisa disimpulkan juga bahwa konsumsi BTP pemanis (Xylitol misalnya) lebih baik untuk mencegah karies gigi.
Yang perlu dicatat bahwa disamping kebaikan-kebaikan tersebut, bukan berarti penggunaannya boleh sembarangan karena dapat menimbulkan kerugian tertentu, misal:
1. Kontraindikasi bagi penderita Phenylketonuria (PKU)
BTP pemanis  tertentu seperti Aspartame dikontraindikasikan (dilarang penggunaannya) oleh penderita PKU, yakni sebuah gangguan yang sifatnya genetik dimana tubuh penderita sulit memetabolisme senyawa asam amino Phenylalanine. Kadar Phenylalanin berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan resiko kecacatan intelektual yang ditandai dengan kejang, tumbuh kembang yang terlambat, dan masalah perilaku.Â
Dan karena Aspartame mengandung senyawa Phenylalanine, maka pemanis ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita PKU. Dan sesuai ketentuan labeling pada kemasan pangan, informasi ini harus di-declare supaya bisa menjadi perhatian bagi penderita PKU.